PASCA PAK HARTO TETAP TERGANTUNG PADA MPR

PASCA PAK HARTO TETAP TERGANTUNG PADA MPR[1]

 

Jakarta, Media Indonesia

Kehidupan politik pasca Pak Harto tetap ditentukan dan tergantung pada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), karena itu, sistem dan mekanisme kerja majelis yang sesuai dengan UUD 1945 akan menjamin stabilitas kehidupan politik pasca Pak Harto.

Pendapat itu merupakan kesimpulan percakapan Media dengan Ketua F-KP DPR RI Moestahid Astari dan Sekretaris FPDI MarkusWauran.Keduanya dihubungi terpisah kemarin di Jakarta masih berkaitan dengan pernyataan Ketua Umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia) BJ Habibie tentang tidak perlunya khawatir dengan kehidupan politik pasca Pak Harto. Sedangkan Kassospol ABRI Letjen TNI Syarwan Hamid mengatakan ABRI yakin akan muncul pemimpin berkualitas pasca Pak Harto nanti.

Menurut Moestahid,jangan sampai ada kesan kehidupan politik pasca Pak Harto ditentukan di luar mekanisme kenegaraan yang ada.

“Hal itu tidak benar sama sekali dan tidak beralasan. MPR sama sekali bukan sekadar formalitas, tapi program, mekan isme, dan tatanannya adalah untuk memilih figur yang tepat yang akan menentukan kehidupan politik pasca Pak Harto.” kata Moestahid.

Menurut dia, belum pemah terjadi dan tidak boleh terjadi bahwa MPR hanya sekadar formalitas sehingga muncul kesan majelis berada dan tunduk pada kemauan figur tertentu. Tapi sebaliknya, figur itu harus tunduk pada majelis sesuai amanat UUD 1945.

“Kekhawatiran adanya cara-cara di luar majelis membuat sinyalemen Habibie menjadi reievan untuk dibicarakan.” Ungkapnya.

Senada dengan itu Markus Wauran mengemukakan kekhawatiran Habibie itu harus dibaca sebagai imbauan agar tidak bermain-main di luar mekanisme majelis.

“Jika semua aturan dan mekanisme ketatanegaraan yang ada sekarang di1aksanakan secara konsekuen maka seharusnya tidak ada alasan untuk mengkhawatirkan kehidupan politik pasca Pak Harto.” ujar Markus.

Sementara Menko Polkam Soesilo Soedarman menegaskan tidak ada alasan bagi bangsa Indonesia untuk merasa pesimis terhadap munculnya pemimpin baru pasca Pak Harto.

“Pokoknya jangan pesimis. Dalam negara yang begini besar, danjumlah penduduk yang banyak, pasti akan muncul pemimpin-pemimpin yang mukarabi.” katanya, kemarin.

Kini, ujarnya, dalam bangsa ini pasti telah ada persediaan calon-calon pemimpin bangsa yang gagah-gagah.

Ketika ditanya apakah format politik yang sekarang berlaku akan tetap dipertahankan setelah pasca Pak Harto, Soesilo mengatakan

“Setiap fase pasti ada peninjauan. Jadi semua itu, menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.”

Sumber : MEDIA INDONESIA (07/12/1996)

_____________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVIII (1996), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal 39-40.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.