PEMBANGUNAN INDUSTRI HARUS MEMBAWA KESEJAHTERAAN
Presiden Soeharto mengakui bahwa industri besar-besaran telah membawa banyak bangsa-bangsa lain mencapai tingkat kesejahteaan lahiriah yang sangat tinggi.
Dengan industri danteknologi, kemajuan-kemajuan yang mereka capai terus menanjak dengan laju yang cepat.
"Akan tetapi," ujar Presiden mengingatkan," segera kentara pula bahwa industri besar-besaran bukannya tidak membawa persoalan persoalan."
Berbicara pada pembukaan Konperensi I Federasi Organisasi-organisasi insinyur ASEAN di Istana Negara Senin pagi Presiden kemudian menyebut persoalan persoalan yang dimaksudkannya.
Kata Presiden, "Industri besar-besaran dapat mempercepat habisnya kekayaan alam yang tidak tergantikan, juga telah membawa akibat sampingan yang buruk berupa kerusakan alam, dan pencemaran lingkungan hidup manusia."
Malahan, menurut Presiden Soeharto, tidak jarang tampak bahwa kemajuan industri itu dapat memerosotkan derajat manusia menjadi semacam bahagian suatu ‘mesin’ saja.
"Apabila pada akhirnya, manusia dan kemanusiaan menjadi korban dari industri dan teknologi yang dikembangkannya sendiri, maka hal itu telah merupakan isyarat bagi kita untuk sejak semula berhati-hati dalam mengembangkan dan membangun industri," tegasnya.
Tapi, menurut Presiden, dilain pihak juga jelas bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih rendah, antara lain disebabkan oleh belum mampunya masyarakat itu mambangun industrinya.
"Oleh sebab itu, pembangunan industri memang merupakan suatu keharusan, namun pembangunan industri itu harus benar-benar dapat membawa kesejahteraan rakyat kita dan bukan sebaliknya," tutur Presiden.
Dikatakan, pembangunan industri juga memerlukan dukungan ekonomi yang kokoh, kemampuan berorganisasi yang tangguh dan penguasaan teknologi yang memadai.
Tanpa semua itu, maka mungkin saja dapat dimiliki bermacam macam industri, namun akan rapuh, karena tidak memiliki dukungan kekuatan sendiri.
"Jika hal itu sampai terjadi, maka pembangunan industri tidak akan membawa kemakmuran bagi rakyat. Tetapi justru sebaliknya dapat menjadi beban perekonomian bangsa. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan pembangunan industri, kami di Indonesia, melakukannya secara berhati-hati dan bertahap-tahap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kami," demikian Presiden Soeharto di depan sekitar 250 peserta, termasuk di antaranya 50 insinyur dari keempat negara ASEAN.
Ketua umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) GM. Tampubolon yang juga adalah Ketua pertama dari Federasi Organisasi-Organisasi Insinyur ASEAN melaporkan, Konperensi bertemakan "Pembangunan dan Kerja sama dalam bidang industri di kawasan ASEAN” dan akan berlangsung hingga tanggal 12 Agustus depan. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (18/08/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 989-990.