PEMERINTAH TAK MENDANGKALKAN KEBERAGAMAAN

PEMERINTAH TAK MENDANGKALKAN KEBERAGAMAAN

Presiden Terima Peserta Raker MUI:

Tidak benar apabila ada anggapan bahwa Pemerintah berusaha mendangkalkan keberagamaan bangsa Indonesia, karena bangsa kita adalah bangsa yang religius, Presiden Soeharto mengatakan di Istana Negara ketika Kepala Negara menerima para peserta rapat kerja Majelis Ulama Indonesia.

"Dan bangsa dengan itu, bahkan kita berkewajiban untuk terus berusaha memupuk semangat keagamaan kita itu, Masing-masing umat beragama hendaknya terus meningkatkan usaha mereka untuk menyemarakkan kehidupan beragama di Tanah air kita," kata Presiden.

Satu hal perlu disadari selalu adalah bangsa Indonesia ialah bangsa majemuk, yang terdiri dari berbagai suku bangsa serta masing-masing mempunyai bahasa dan adat-isitiadatnya sendiri.

Di tanah air ini pun hidup dan berkembang berbagai agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu di samping berusaha makin memperdalam keberagamaan kita sendiri, harus selalu bersikap hormat dan menghargai keberagamaan orang lain, kata Presiden.

Moral Pancasila

Presiden Soeharto mengatakan moral Pancasila yang ingin ditanam dan ditumbuhkan dalam kehidupan bangsa sejalan dan searah dengan akhlak agama, yang sama-sama menghendaki terwujudnya manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai keutuhan dan nilai kemanusiaan.

Kata Presiden lagi, adanya perbedaan agama diantara sesama bangsa jangan membuat mereka saling menjauhi, seharusnya mereka saling menghormati dan bekerja sama sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan yang ditakdirkan hidup sebagai satu bangsa.

Bahkan haruslah selalu disadari bahwa menganjurkan kepada para pemeluknya agar disamping mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa hendaknya selalu berbuat baik kepada sesama mahkluk Tuhan.

Presiden Soeharto minta kepada para alim ulama untuk ikut menjaga dan memelihara persatuan, ketenangan dan ketentraman masyarakat dalam menghadapi terselenggaranya Pemilihan Umum yang akan datang.

Presiden mengharapkan dalam kampanye hendaknya tetap mengendalikan diri, tidak mengada-ada dan memancing-mancing keadaan yang dapat menimbulkan perpecahan, suasana saling membenci sesama kita.

"Terlebih-lebih apabila dalam masa kampanye itu masalah agama yang peka itu menjadi pokok permasalahan," kata Presiden Soeharto.

Oleh karenanya diharapkan kepada Majelis Ulama Indonesia, para alim ulama serta pimpinan agama urnumnya dengan segala kearifan turut membangun menjaga suasana persatuan dan ketentraman batin masyarakat pada umumnya sehingga seluruh rakyat yang berhak memilih dapat menggunakan hak pilihnya dengan perasaan aman dan tenang, tidak diliputi oleh suasana tertekan.

Keputusan-Keputusan

Ketua Umum MUI Syukri Ghozali telah menyampaikan keputusan-keputusan Rapat Kerja Nasional MUI yang berlangsung dari tanggal 7 sampai 10 Maret kepada Presiden Soeharto.

Keputusan-keputusan itu meliputi bidang umum dan Pemilu, Pendidikan Nasional, larangan judi, minuman keras, video game dan juga tentang organisasi majelis itu sendiri.

Diputuskan menghimbau MPR hasil Pemilu 1982 untuk memperhatikan pernyataan-pernyataan masyarakat dan mengangkat Jenderal Purnawirawan Soeharto sebagai Presiden RI untuk masa jabatan 1983, dengan demikian dapat dijamin kesinambungan kepemimpinan nasional untuk melaksanakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Segenap umat Islam diserukan agar mensukseskan Pemilu 4 Mei 1982 dan menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya untuk memilih wakil rakyat dan berorientasi kepada Pembangunan demi tetap tegaknya Pancasila dan UUD ’45 dan demi kesinambungan Pembangunan Nasional yang diridhoi Allah.

Menyerukan kepada Bangsa Indonesia agar kerukunan antara umat beragama, kerukunan antar umat beragama dan pemerintah perlu dimantapkan.

Rakemas MUI merasa prihatin atas meningkatkan berbagai kejahatan dalam segala bentuk yang melanda masyarakat akhir-akhir ini.

Untuk itu diserukan kepada seluruh lapisan masyarakat agar meningkatkan kesadaran hidup beragama dan mengharapkan kepada aparat penegak hukum memberi perhatian khusus dan tindakan lebih tegas.

Terima kasih

MUI mengucapkan terima kasih kepada Presden Soeharto yang telah menginstruksikan penyempurnaan buku Pendidikan Moral Pancasila (PMP) agar sesuai dengan Pancasila, UUD 45, GBHN dan P4 serta tidak bertentangan dengan agama dan mengharapkan upaya pada tahun ajaran 1982/1983 sudah menggunakan buku PMP yang disempurnakan.

Juga diucapkan terima kasih kepada Presiden Soeharto dan aparatur Pemerintah yang terus meningkatkan instruksi Presiden tentang larangan perjudian dalam bentuk apapun, peredaran minuman keras dalam kemasan kecil, penggunaan video games ditempat-tempat umum karena hal itu bertentangan dengan falsafah Pancasila dan memsak pertumbuhan generasi muda.

Mengharapkan agar larangan tersebut disertai tindak lanjut dengan langkah­langkah berikutnya dan menyempumakan peraturan perundang-undangan yang ada serta meningkatkan pelaksanaannya.

Diserukan kepada umat Islam, temtama wartawan muslim, agar mendukung dan menyumbangkan sebahagian hartanya untuk mengembangkan usaha Yayasan Amal Bakti Muslim yang diketuai oleh Jenderal (Purnawirawan) Soeharto.

MUI bersedia memasyarakatkan Yayasan ini sehingga seluruh umat Islam merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab atas kelestarian usaha Yayasan ini.

Menteri Agama Alamsyah melaporkan kepada Presiden Soeharto bahwa jumlah peserta yang datang ke Istana Negara adalah sebanyak 540 orang. (RA)

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (11/03/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 378-381.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.