Pemimpin Mendatang Agar Dapat Memulihkan Suasana

Kehadapan Yang Mulia

Bapak Haji Muhammad Soeharto

Mantan Presiden RI yang ke II

di Jakarta

 

PEMIMPIN MENDATANG AGAR DAPAT MEMULIHKAN SUASANA [1]

 

Assalamu’alaikum wr. wb.

Kami menyampaikan rasa haru kami atas pernyataan berhentinya Bapak sebagai Presiden RI beberapa hari yang lalu. Kami sekeluarga memohon do’a pada Allah semoga Bapak selalu dalam lindungan-Nya dan selalu diberi kekuatan iman dan kesehatan serta hati yang tabah dan selalu dapat memantau keadaan.

Dan semoga jasa-jasa Bapak sejak sebagai prajurit hingga menjadi Pemimpin bangsa Indonesia selama ini mendapatkan imbalan dari Allah Swt, Amin. Kami tidak bisa membuat karangan kata-kata mutiara yang indah-indah, hanya ini kemampuan kami dan sebagai tanda terima kasih kami pada Bapak di mana Bapak telah memakmurkan bangsa ini. Selama 32 tahun, walau­pun suratan Illahi menentukan pada akhir-akhir ini terjadi krisis moneter.

Kami tetap berbangga hati atas kebesaran jiwa kepemimpinan Bapak selama ini, yang bisa mempersatukan bangsa ini menjadi bangsa yang besar dikenal oleh dunia, baik dalam segi berbangsa, ber-negara, rukun beragama dan lain sebagainya dan kami tetap meng-harapkan iringan do’a Bapak agar para pemimpin mendatang tetap dapat mempertahankannya dan dapat segera memulihkan suasana.

Dengan keadaan ekonomi sekarang ini, kami hanya bisa berdo’a semoga Bapak-bapak kami yang ada di DPR dan Bapak-bapak Menteri serta Bapak Presiden sekarang ini Bapak BJ. Habibie dapat menanggulangi krisis pangan rakyatnya.

Kami selalu berdo’a agar bangsa kita kembali makmur seperti sedia kala. (DTS)

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Masni Daud

Jawa timur

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 1031. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.