PENEGASAN KEPALA NEGARA DI JAMBI DAN SUMBAR: PEMBANGUNAN DARI RAKYAT DAN OLEH RAKYAT
Pembangunan adalah tugas nasional yang utama untuk seluruh rakyat tanpa kecuali. Karena, pembangunan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan bimbingan Pemerintah.
Demikian penegasan Presiden Soeharto dalam rangkaian kunjungan kerjanya Sabtu untuk meresmikan penggunaan jembatan Muara Tembesi di Jambi dan pompa irigasi Sungai Dareh di Sitiung, Sumatera Barat.
Dikatakan, dalam melaksanakan pembangunan peranan perhubungan sangat penting, karena tanpa perhubungan yang baik kekayaan alam akan tetap terpendam.
"Pulau Sumatera yang kaya ini seolah-olah tertidur terus," kata Presiden.
Menurut Kepala Negara, dengan selesainya jembatan tersebut, maka urat nadi perekonomian akan bertambah kuat dan lancar yang akhirnya akan dapat lebih memakmurkan daerah itu serta membuat rakyat lebih sejahtera.
Dikatakan lagi, pembangunan jembatan Muara Tembesi membawa arti dan kebanggaan tersendiri, karena pembangunannya dilaksanakan oleh perusahaan nasional dan digarap oleh tenaga-tenaga muda bangsa Indonesia sendiri.
Di Muara Tembesi, Presiden dan nyonya Tien Soeharto di elu-elukan puluhan ribu rakyat yang datang dari pelbagai pelosok. Acara dimeriahkan pula dengan pesta air di bawah jembatan baru itu.
Dalam upacara peresmian oleh kepala proyek peningkatan jalan JambiĀMuarabungo yang menangani pembangunan jembatan Supadio TWS dilaporkan, hingga kini jembatan tersebut adalah yang terpanjang di Indonesia dan diselesaikan selama tujuh bulan.
Dia mengharapkan dengan selesainya jembatan para kontraktor dapat lebih terangsang untuk menangani pekerjaan peningkatan jalan Jambi-Muarabungo sepanjang 235 kilo meter.
Menurut dia, jembatan yang mempunyai lebar tujuh meter, termasuk trotoar dengan konstruksi bagian atas dari rangka baja Belanda sepenuhnya dibiayai dana APBN Rp 4,1 milyar.
Desain jembatan yang panjangnya 429,6 meter dibuat oleh Direktorat Bina Program Jalan Bina Marga, pengendalian teknis pembangunan menggunakan komputer yang dipusatkan di Jakarta.
Pelita III
Menteri Pekerjaan Umum Poernomosidi Hadjsarona dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa ruas-ruas jalan antara Jambi-Muara Tembesi, Muara Tebo Muarabungo dan antara Muara Tembesi-Surolangun sepanjang 105 Km serta antara Muarabungo Bangko-Surolangun ke arah Lubuklinggau saat ini sedang ditangani dan diancer-ancerkan selesai pada akhir Pelita III.
Sebagai pengganti pelayangan, menurut Poernomosidi, di Muara Tebo diharapkan sudah dapat diselesaikan dalam waktu dekat, sehingga hubungan Jambi ke Sumatera Barat tidak akan menggunakan pelayaran lagi.
Dikatakan, hubungan langsung antara Jambi-Palembang melalui Tampina telah dimantapkan, sehingga bila tidak terganggu hujan jarak tersebut dapat ditempuh delapan jam.
Tanpa dimantapkannya ruas itu, maka hubungan Iambi-Palembang harus melingkar melalui Lubuklinggau dan memakan waktu dua hari.
Menurut Menteri, duajembatan besar pada ruas jalan tersebut sedang dibangun untuk mengganti pelayaran. Satu diharapkan selesai bulan depan dan satunya lagi akhir Pelita III.
Sungai Dareh
Berpidato di Sungai Dareh, Siliung, Sumatera Barat, tatkala meresmikan penggunaan pompa irigasi oleh Presiden Soeharto ditegaskan bahwa Indonesia bertekad berswasembada pangan secara nasional, agar tidak perlu lagi mengimpor pangan yang membutuhkan devisa yang tidak sedikit jumlahnya.
"Pembangunan pompa danjaringan irigasi merupakan bagian dari usaha kita untuk memanfaatkan sumber daya alam yang kita miliki yaitu, sumber air sungai Batanghari guna meningkatkan kesejahteraan," kata Presiden.
Pompa irigasi danjaringan irigasi itubelum seluruhnya selesai, sebab itu masih perlu dilanjutkan dengan pembangunan duabuah bendung dan jaringan irigasi lain. (RA)
ā¦
Jambi, Merdeka
Sumber : MEDEKA (26/04/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1085-1087.