PENEGASAN PAK HARTO TEPAT SASARAN

PENEGASAN PAK HARTO TEPAT SASARAN

 

 

Jakarta, Pelita

Pidato Presiden Soeharto di depan MUI yang menekankan perlunya penanaman nilai-nilai agama secara dini kepada anak-anak dan remaja disambut baik oleh para tokoh, di antaranya H. Nurulhuda (Ketua Umum Perti/Persatuan Tarbiyah Islamiyah), H. Mukhtar Natsir (Imam Besar Masjid Istiqlal), dan H. Husen Umar (Ketua Komunikasi Dakwah Islamiyah Jakarta).

Menurut H. Nurulhuda, yang mantan pejabat Depdikbud ini, harapan Pak Harto untuk menekankan pendidikan agama sedini mungkin pada anak-anak itu sangat tepat. Karena, selama ini seolah generasi muda itu kita pandang cukup dibina intelektualnya, kemampuan berolahraga, dan semacamnya. Belum menyentuh pembinaan agama. “Oleh karena itu penegasan Pak Harto itu cukup mengena dan tepat,” Ujarnya.

Senada dengan itu, H. Husen Umar yang sering berdakwah di kampus-kampus, mengemukakan, untuk mencapai generasi yang berkualitas dan sosok generasi yang seutuhnya haruslah dibina secara seimbang. Artinya harus dibina intelektualnya, akhlaqnya dan agamanya. Penegasan Pak Harto itu sangat mengenai sasaran, karena bagaimanapun, kini ada semacam kecemasan dari kalangan ahli mengenai kemerosotan moral dan kenakalan generasi muda/remaja.

Kalau hal ini tidak cepat ditanggulangi dengan pembinaan akhlaq melalui pendidikan agama kepada generasi muda, maka kecemasan para ahli itu akan makin tampak.

Dicontohkan, Prof. Rukmono mengemukakan tentang kecemasannya diKomisi VIII DPR-RI, beberapa waktu lalu masalah kemerosotan moral, seperti pengguguran kandungan dan pemerkosaan di kalangan muda. Bahkan, Pusat Studi Kriminologi UII (Universita s Islam Indonesia) Yogyakarta, bekerjasama dengan KUA (Kantor Urusan Agama) setempat pernah mengadakan penelitian kepada pasangan pengantin muda. Dalam 6 bulan, sebanyak 864 pasangan pengantin di daerah tertentu di Yogyakarta, ada 26,7% yang mengaku telah mengadakan hubungan seks sebelum nikah atau diluar nikah.

Masalah semacam itu, ditambah derasnya arus informasi dan globalisasi masa kini, akan lebih menggejala, bila tidak ditanggulangi. Oleh karena itu tepat sekali anjuran Pak Harto itu karena, bagaimanapun pribadi generasi yang terisi dengan agama tidak akan mudah luntur menghadapi arus negatif. Dan itu perlu pembinaan yang bertahap dan intensif, serta diusahakan secara formal.

 

Contoh

Dicontohkan, mulai tahun ini Malaysia menerapkan kurikulum yang sifatnya terpadu, dalam arti setiap mata pelajaran diintegrasikan dengan ruh keimanan. Di samping adanya materi pendidikan agama itu sendiri. Itu suatu cara untuk menjadikan generasi muda memiliki kepribadian yang kukuh lagi tangguh ungkap Husen Umar yang baru saja pulang dari Kuala Lumpur, Malaysia.

Tak jauh dari komentar itu, H. Mukhtar Natsir menekankan masalah pentingnya akhlaq atau moral generasi muda/remaja. Karena akhlaq itu benar-benar menentukan eksistensi bangsa. Seperti syair Syauqi Beq yang sangat terkenal, bahwa bangsa itu akan tetap eksis selagi masih berakhlaq mulia.

Apabila merosot akhlaq atau moralnya maka hilanglah wibawa dan nama bangsa itu. Untuk mencapai akhlaq yang mulia itu, tentu pendidikan agama harus ditanamkan kepada generasi muda sedini mungkin.

 

 

Sumber : PELITA (15/08/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 360-362.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.