PENGUSAHA HARUS MENDIDIK DAN MELATIH KARYAWANNYA

PENGUSAHA HARUS MENDIDIK DAN MELATIH KARYAWANNYA

 

 

Jakarta, Kompas

Untuk mengolah kekayaan alam menjadi barang-barang jadi yang baik mutunya, diperlukan tenaga-tenaga yang terampil dan menguasai teknologinya. Tenaga-tenaga yang demikian itu hanya mungkin kita dapatkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman. Karena itu para pengusaha dianjurkan untuk mendidik dan melatih karyawannya agar makin terampil dan menguasai teknologi dalam bidang masing-masing. Penguasaan keterampilan dan teknologi merupakan syarat penting bagi tumbuhnya masyarakat industri dalam era tinggal landas nanti.

Presiden Soeharto mengemukakan anjuran ini ketika meresmikan 67 pabrik yang tersebar di tujuh propinsi Rabu (14/2) secara simbolik. Acara peresmian pabrik yang meliputi industri keramik, gelas, penyamakan kulit, sepatu kulit, dan barang-barang jadi dari kulit itu dipusatkan di lokasi PT Serinco Djaya Marmer Industries, Jakarta Barat, antara lain dihadiri Ny. Tien Soeharto, Ketua MPR/DPR M. Kharis Suhud, Menteri Perindustrian Hartarto, Gubernur KDKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto.

Menurut Presiden Soeharto, dengan peresmian pabrik baru (30) atau perluasan pabrik yang sudah ada itu (37) merupakan bukti tentang upaya makin meluaskan dan meningkatkan pemerataan. Selain itujuga menunjukkan kemajuan yang dicapai dalam memperkuat struktur industri kita. Sebulan yang silam telah diresmikan pula sejumlah pabrik karet dan barang-barang dari karet yang tersebar di sembilan propinsi. “Saya gembira bahwa beberapa industri kulit akan dibangun di Irian Jaya. Langkah ini merupakan terobosan untuk membangun daerah-daerah yang agak terpencil, dan karena itu perlu mendapat dorongan dari aparatur pemerintahan,” kata Kepala Negara.

“Seperti saya kemukakan dalam pidato saya ketika mengantarkan RAPBN untuk tahun kedua Repelita V ini, kita harus lebih banyak mencurahkan perhatian kepada pembangunan wilayah Indonesia bagian timur dalam rangka pemerataan pembangunan ”

 

Kembangkan Penelitian

Dalam penekanannya tentang kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi, Presiden Soeharto mengharapkan hal itu terus didorong untuk diterapkan terutama di pabrik-pabrik yang besar dan mempunyai dana cukup. Pabrik-pabrik yang lain hendaknya juga dapat ikut memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan itu, sehingga penguasaan teknologi untuk menghasilkan barang-barang yang lebih baik mutunya dapat makin merata.

Kerjasama dengan ahli-ahli desain, lanjut Presiden, hendaknya juga terus dikembangkan untuk memperoleh corak desain yang mampu meningkatkan nilai barangjadi yang dihasilkan. Dengan langkah-langkah tadi maka industri keramik, gelas, dan kulit akan dapat berkembang dan tangguh serta mampu bersaing dalam pasaran internasional.

“Saya berharap agar adanya pabrik-pabrik ini memberi manfaat bagi kemajuan pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, “demikian harapan Presiden Soeharto.

Menteri Perindustrian Hartarto dalam laporannya menyebutkan, penanaman modal pada 67 pabrik tersebut berjumlah Rp 405,3 milyar dengan kemampuan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 22.051 orang. Perolehan devisa pada tahun 1990 sebesar 145 juta dollar AS dan selanjutnya dapat ditingkatkan menjadi 201,5 juta dollar AS.

Pabrik-pabrik yang hampir seluruhnya berorientasi ekspor itu berlokasi di Jakarta (14) buah, Jabar (29), Jateng (5), Jatim (16), dan Yogyakarta, Sumut, Irja masing-masing sebuah.

 

 

Sumber :KOMPAS(15/02/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 264-266.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.