PERS HARUS DAPAT UNGKAPKAN ASPIRASI RAKYAT PRESIDEN

KEDEWASAAN HARUS TERUS DIKEMBANGKAN :

PERS HARUS DAPAT UNGKAPKAN ASPIRASI RAKYAT PRESIDEN

PRESIDEN SOEHARTO menegaskan, untuk mengembangkan mutu pers asional sudah tiba waktunya melibatkan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan, lembaga-lembaga pengkajian dan penelitian, khususnya dunia perguruan tinggi.

Kepala Negara menyampaikan hal itu dalam amanatnya tatkala menerima 275 peserta pertemuan besar Pemimpin Redaksi dan PWI di Istana Negara hari ini.

Kepada universitas-universitas, terutama yang memiliki jurusan publisistik atau jurusan komunikasi massa, Presiden Soeharto menyerukan untuk ikut memikirkan dan mendalami pengembangan pers pembangunan, yang telah sangat mendesak untuk di kembangkan.

Dikatakan, dengan mendalami ilmu yang menggumuli pers pembangunan atau jurnalistik pembangunan diharapkan generasi penerus pengelola media massa yang akan datang dan para wartawan muda akan makin mampu mengemban tugas sebagai pers pembangunan dan wartawan pembangunan yang dapat diandalkan.

Yang penting bagi Kepala Negara adalah, agar dengan pers pembangunan itu masyarakat memperoleh berita, ulasan dan tambahan pengetahuan yang dapat mempertebal kepercayaan pada diri sendiri, mampu membangun masa depan yang lebih baik.

Pers Kuning

Menurut Presiden Soeharto, dalam pers pembangunan harus dijauhkan apa yang biasanya disebut pers kuning, yang hanya menyiarkan berita-berita murah sekedar memperoleh keuntungan.

"Hal ini perlu benar-benar disadari oleh kalangan pers nasional sendiri, sebab pers memiliki kekuatan besar dalam ikut membentuk pendapat umum," tegas Kepala Negara.

Presiden kembali menandaskan bahwa pers nasional telah bergerak ke arah yang mantap. Artinya, pers nasional telah tumbuh makin dewasa dan menemukan identitasnya. Kedewasaan ini harus terus dikembalikan secara terarah dan dijaga jangan sampai mundur kembali.

Diingatkan, pers pembangunan hendaknya dapat menjadi saluran komunikasi timbal balik antara Pemerintah dengan masyarakat dan antara masyarakat dengan masyarakat.

Melalui pers, masyarakat perlu segera rnengetahui secara benar masalah-masalah besar yang dihadapi bersama, kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk menangani masalah itu dan harapan-harapan apa yang ingin dicapai.

Dilain pihak, Presiden Soeharto mengharapkan, pers pembangunan harus dapat mengungkapkan aspirasi-aspirasi rakyat yang konstruktif.

Dikatakan pula bahwa pers pembangunan harus dapat menjadi pendorong modernisasi rakyat yang tetap berkembang di atas nilai-nilai luhur budaya bangsa sendiri.

Kepala Negara kembali lagi menegaskan bahwa dengan pers pembangunan, tidak berarti bahwa pers nasional harus diam seribu bahasa terhadap kekurangan-kekurangan yang masih ada dalam tubuh bangsa termasuk kekurangan yang ada didalam aparatur pemerintahan.

Ketua PWI Pusat Harmoko sebelumnya kepada Presiden Soeharto menyampaikan laporan mengenai hasil-hasil pertemuan Pemimpin Redaksi yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 9 Februari ini.

Juga disampaikan buku erjudul "Pers Pembawa Panji-panji Demokrasi" yang mempakan kumpulan pidato Presiden Soeharto dimulai, pada pertemuan dengan Pimpinan Redaksi se-Indonesia di Jakarta tanggal 26 Maret 1975 hingga sambutan pada peresmian Gedung Dewan Pers tanggal 1 Maret 1982.

Buku itu dipersambahkan pula bagi masyarakat luas, termasuk pejabat Pemerintah untuk dijadikan bahan dalam menghayati fungsi dan peranan pers Indonesia. (RA)

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (16/02/198)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 411-412.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.