PERTUMBUHAN ANGKATAN KERJA NEGARA BERKEMBANG SAAT INI BERJUMLAH BESAR
Presiden Soeharto:
Bagi negara-negara yang sedang membangun ekspor mempunyai arti yang jauh lebih luas dari sekedar penerimaan devisa karena terhambatnya ekspor akan berarti tertutupnya lapangan kerja bagi sejumlah besar tenaga kerja, hancurnya industri yang sedang mulai tumbuh dan lesunya perekonomian.
Keadaan terasa makin berat, sebab pada saat yang sama negara-negara yang sedang membangun tengah mengalami pertumbuhan angkatan kerja dalam jumlah besar yang sebagian besar terdiri dari tenaga kerja muda.
Demikian sambutan Presiden Soeharto pada pembukaan Konperensi Regional Asia ke-10 Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Istana Rabu yang lalu.
Dikemukakan, pertambahan angkatan kerja yang sangat cepat yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja yang tersedia jelas akan dapat menyuburkan kegelisahan dan kegoncangan sosial dengan segala akibatnya yang luas yang dapat menggagalkan usaha-usaha pembangunan.
Keadaan yang demikian itu tidak dapat dibiarkan berjalan berlarut-larut, kita harus berusaha untuk mencari upaya bersama untuk segera mengatasinya.
Di sinilah Organisasi Perburuhan Internasional dapat melakukan peranannya yang positif agar angkatan kerja yang tersedia khususnya yang masih muda usia dapat segera memiliki ketrampilan dan kemampuannya yang sesuai dengan pekerjaan yang ada.
Kiranya konperensi ini dapat menemukan langkah-langkah yang dianggap memadai untuk mendorong terciptanya lapangan-lapangan kerja di luar sektor formal sehingga kesempatan kerja lebih meluas lagi.
Dengan dilangsungkannya pertemuan ini mudah-mudahan dapat ditemukan bersama bentuk-bentuk kerja sama yang lebih efektif dan efisiensi dalam usaha kita menanggulangi masalah-masalah tadi, antara lain melalui kerja sama teknik.
Dengan demikian mudah-mudahan kita dapat menempuh cara-cara yang lebih tepat dalam memecahkan berbagai masalah ketenaga kerjaan yang kita hadapi.
Hakikatnya masalah yang kita hadapi bukanlah semata-mata meningkatkan ketrampilan dan memperluas kesempatan kerja belaka, kata Kepala Negara. Masalah yang kita hadapi menyangkut makna yang terdalam dari kehidupan kita, ialah martabat manusia.
Gerakan Raksasa
Zaman kita sekarang ini adalah zaman pembangunan. Pembangunan yang sedang digerakkan ini merupakan gerakan raksasa yang berskala dunia karena menyangkut pembangunan umat manusia.
Pembangunan umat manusia ini memang merupakan masalah yang mendesak dan harus dilaksanakan karena sebagian besar umat manusia terutama penduduk negara-negara yang sedang membangun masih terbenam dalam lumpur keterbelakangan, kemiskinan, bahkan kelaparan dan kerendahan tingkat hidup lainnya.
Kenyataan ini menyadarkan kita betapa besar sesungguhnya tugas dan tantangan manusia yang sedang kita hadapi.
Menghadapi tantangan yang demikian besar itu, menurut Presiden Soeharto, perlu dikerahkan segala daya dan upaya yang kita miliki. Dalam hubungan inilah kerja sama internasional dalam berbagai bidang, termasuk bidang perburuhan mempunyai arti yang penting.
Dalam menjawab tantangan pembangunan ini negara-negara yang sedang membangun, yang sebagian besar merupakan negara agraris, berusaha meningkatkan industrinya.
Sebab kenyataan menunjukkan bahwa hanya negara yang sektor industrinya berhasil tumbuh dengan kukuh akan dapat meraih kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya.
Namun dalam usaha ini banyak hambatan dan rintangan, yang jika kurang berhati-hati mengatasinya bisa menggagalkan usaha pembangunan itu sendiri.
Menurut Presiden, krisis ekonomi dunia dirasakan akibat buruknya oleh semua negara, baik negara-negara industri maju maupun negara-negara yang sedang membangun.
Namun kelompok negara-negara yang sedang membangunlah umumnya yang lebih menderita karena ekonominya masih lemah dan kesejahteraannya masih rendah.
Masing-masing negara berusaha menyelamatkan diri dari keparahan yang lebih menyakitkan, sehingga timbul langkah-langkah yang bersifat proteksionistis.
Negara-negara maju melindungi diri dengan berbagai pagar tarif, kuota dan sebagainya. Langkah-langkah proteksionistis ini jelas membawa akibat yang makin parah bagi negara-negara berkembang. Ekspor negara-negara yang sedang membangun mengalami pukulan dengan segala akibat yang buruk. (RA)
…
Jakarta, Business News
Sumber : BUSINESS NEWS (05/12/1985)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 197-199.