PRESIDEN AWALI PANEN PADI DI NTT

PRESIDEN AWALI PANEN PADI DI NTT

Presiden dan Ny. Tien Soeharto beserta rombongan disambut ribuan penduduk Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai NTT Jumat kemarin. Setelah membuka panen raya jagung di Kabupaten Sikka, hari Kamis, Presiden kemarin mengawali panen padi di NTT dengan menyabit tanaman padi di Desa Ranaloba, Kecamatan Borong.

Menurut Menteri Sekretaris Negara Sudharmono SH yang turut dalam rombongan tersebut, Presiden sangat gembira karena penghasilan para petani berhasil ditingkatkan.

"Saya gembira, mungkin lebih gembira dari saudara-saudara sekalian," kata Presiden sambil tersenyum lebar kepada para petani.

Menanggapi berbagai permintaan dan harapan para petani, misalnya perbaikan jalan, pengadaan tempat beribadah, irigasi dan sebagainya, Presiden menyarankan agar petani menjadi anggota KUD.

Sebab lewat koperasi, banyak kebutuhan petani dapat terpenuhi misalnya alat angkut, obat-obatan dan sebagainya.

Di samping itu secara bertahap pemerintah akan membantu dan memberikan bimbingan sehingga para petani lebih mampu lagi meningkatkan produksi sawahnya.

Mengenai perluasan areal intensifikasi dalam MT 1982/83, Presiden mengatakan, akan dilakukan sesuai dengan kepentingan daerah, potensi areal dan keadaan tanah.

Selanjutnya Presiden menganjurkan agar para petani di Kabupaten Manggarai mengembangkan sistem tumpang sari dan menanam tanaman lain seperti kedelai.

Dianjurkan pula agar diterapkan mixed-farming, sehingga selain mengusahakan tanaman pangan atau tanaman perdagangan juga menemui usaha tambahan untuk perbaikan menu dan gizi.

Tumpang sari tidak hanya dianjurkan tetapi juga akan diprogramkan dan dilaksanakan seperti bimas padi, palawija dan sebagainya.

Sangat Potensial

Menurut Sudharmono, produksi ubinan yang dipanen Presiden kemarin mencapai 7-10,5 ton per hektar. Produksi padi penduduk setempat biasanya 1-2 ton per hektar. Luas panenan intensifikasi di Ranaloba mencapai 1.400 hektar.

Sementara itu, Menteri Pertanian Prof. Soedarsono yang juga ikut dalam kunjungan kerja Presiden itu mengatakan, Kabupaten Manggarai masih sangat potensial meningkatkan areal tanaman padi. Selain potensi air mencukupi, lahan basahnya pun memungkinkan peningkatan tersebut.

"Manggarai adalah daerah yang diberkati Tuhan Aimya berlimpah sangat berbeda dengan keadaan daerah NTT lainnya. Karena itu areal persawahan masih dapat diperluas," kata Soedarsono.

Surplus

Dalam laporannya, Gubernur NTT Ben Mboi mengatakan, realisasi tanam sebenamya belum mencapai target areal. Tetapi hasil produksi cukup tinggi sehingga terjadi surplus.

Dengan memperhitungkan produksi padi non intensifikasi, surplus dalam MT 1982/83 diperkirakan mencapai 89.310 ton setara beras.

Sedangkan total produksi padi di NTT rnencapai 157.018 ton. Sebagian besar produksi padi berasal dari tiga kabupaten. Yakni Kabupaten Manggarai (91.472 ton), Ngada (21.563 ton) dan Sumba Barat (17.538 ton). Sembilan kabupaten lainnya rata-rata 1000-7000 ton.

Baik di Kabupaten Sikka maupun di Manggarai Presiden dan rombongan disambut dengan pelbagai tarian adat setempat. Dari Sikka ke Manggarai Presiden dan rombongan menggunakan dua helikopter.

Dalam rombongan tersebut terdapat antara lain Sesdalopbang Solihin GP, Menmud Urusan Produksi Pangan Ir. Achmad Afandi, Pangkowilhan Ill, Pangdam XVI Udayana. (RA)

Borong, NTT, Kompas

Sumber : KOMPAS (03/04/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1108-1110.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.