PRESIDEN BERKUNJUNG KE GEDUNG BARU PT TUGU PRATAMA INDONESIA

PRESIDEN BERKUNJUNG KE GEDUNG BARU PT TUGU PRATAMA INDONESIA

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto dengan disertai Menteri Keuangan J.B.Sumarlin dan Gubernur Bank Indonesia A. Mooy, hari Sabtu berkunjung ke Wisma Tugu, gedung baru PT Tugu Pratama Indonesia, perusahaan asuransi terbesar di Asia Tenggara.

Dalam peninjauan hampir satu setengah jam di gedung yang terletak di Jalan H. Rasuna Said kaveling 8-9 Jakarta itu, Presiden membubuhkan tanda-tangannya pada prasasti, sebagai tanda dimulainya penggunaan gedung tersebut sebagai kantor pusat PT Tugu Pratama Indonesia (TPJ).

Saham perusahaan asuransi itu, 45 persen dimiliki Pertamina, 35 persen PT Nusantara Ampera Bhakti (Nusamba) dan 20 persen lainnya oleh Yayasan Dana Pensiun Pertamina.

PT Nusamba sendiri adalah perusahaan swasta yang sebagian sahamnya dimiliki Yayasan Dharmais dan Yayasan Supersemar, dua yayasan yang dibentuk dan dipimpin Bapak Soeharto.

Keunikan gedung baru itu antara lain pada bentuknya yang mirip piramida terpotong. Apabila dilihat dari depan, bangunan tersebut berbentuk huruf “M” dan di bagian depan juga terdapat dua pilar utama yang membentuk angka “11” (sebelas).

Dengan demikian secara simbolis bentuk gedung itu mengandung arti “Sebelas Maret”, yang mengingatkan pada Surat Perintah 11 Maret 1966 yaitu awal mula turnbuhnya Orde Baru dalam kehidupan bernegara di Indonesia.

Keunikan lain terletak di bagian dalam gedung berlantai lima itu di mana bagian tengahnya merupakan ruang terbuka mulai dari lantai dasar sampai atap yang terbuat dari kaca. Dengan demikian di siang hari sinar matahari dapat langsung menembus ke bawah, menerangi bangsal serta sebagian ruang kerja.

Menurut Direktur Utama PT TPI, Sonni Dwi Harsono, pembangunan gedung yang luas lantainya hampir 10.000 m2 dan berdiri di atas tanah seluas 8.200 m2 itu menelan biaya Rp 14,3 miliar. “Kami menyediakan anggaran Rp 15 miliar bagi pembangunan gedung ini, tapi bisa dihemat sekitar Rp 700 juta,” katanya.

Terbesar

PT TPI yang didirikan November 1981 dan bermodal dasar Rp 30 miliar itu disebut oleh direktur utamanya sebagai perusahaan asuransi terbesar di Asia Tenggara, baik dalam asset maupun produksi jasa asuransinya.

Total assetnya dalam Desember 1987 tercatat mencapai Rp. 144,5 miliar, berarti meningkat dibanding tahun sebelurnnya, Rp 136,96 miliar.

Dalam tahun 1987 total produksinya (premi bruto yang diterima dari nasabah) mencapai Rp 237,88 miliar, meningkat dibanding Rp 183,04 miliar dalam 1986 dan Rp 153,2 miliar dalam 1985.

Laba bersih setelah membayar pajak dalam tahun 1987 tercatat Rp 38,35 miliar, meningkat disbanding Rp 35,78 miliar dalam 1986 dan Rp 22,138 dalam 1985.

PT TPI memiliki perusahaan afiliasi yakni Tugu Insurance Co Ltd di Hongkong, TPB (London) Ltd di Inggeris, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri di Jakarta dan PT Tugu Jasatama Re-asuransi Indonesia di Jakarta.

Komisaris Utama PT TPI adalah A. R. Ramly, sedang Mohamad Hasan Abdaloe dan Gunawan Suranto anggota komisaris.

Jakarta, ANTARA

Sumber : ANTARA (27/02/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 275-276.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.