PRESIDEN IMBAU ORANG YANG BERPUNYA BANTU MASYARAKAT SERBA KEKURANGAN

PRESIDEN IMBAU ORANG YANG BERPUNYA BANTU MASYARAKAT SERBA KEKURANGAN

 

 

Jakarta, Merdeka

Sebagai umat beragama, bangsa Indonesia harus mampu mengendalikan diri, mengendalikan nafsu kebendaan. Agama telah memberikan dimensi lain bagi kehidupan, agama mengingatkan bahwa kebahagiaan tidak hanya tergantung kepada kekayaan. Kekayaan bukanlah tujuan.

Kita harus berusaha memberi makna pada kekayaan yang kita miliki dengan memanfaatkannya bagi tujuan-tujuan luhur. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengimbau mereka yang berpunya agar memanfaatkan kekayaan mereka untuk kegiatan-kegiatan produktif, untuk kegiatan-kegiatan sosial.

Untuk membantu masyarakat kita yang masih hidup dalam serba kekurangan, kata Presiden Soeharto dalam amanatnya pada upacara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1409 H di Istana Negara, jakarta, Sabtu malam.

Bertindak selaku pembawa uraian hikmah Maulid adalah Gubernur Sulawesi tenggara, Alala dengan tema hikmah “Keteladanan Nabi Muhammad dalam menyongsong era tinggal landas”. Hadir dalam acara tersebut Ny. Tien Soeharto, sejumlah menteri, para pejabat tertinggi/tinggi negara, Duta Besar negara sahabat, tokoh-tokoh agama dan masyarakat serta undangan lainnya.

Presiden Soeharto lebih lanjut mengemukakan, salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah biaya pendidikan, yang untuk sebagian belum terjangkau masyarakat.

Tentulah akan sangat membantu anak-anak dan remaja­ remaja dari keluarga yang tidak mampu bila orang-orang yang lebih berpunya memberikan beasiswa bagi mereka. karena pendidikan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kehidupan mereka.

“Pendidikan adalah investasi manusia bagi masa depan kita. Kalau kita ingin mengangkat harkat dan martabat bangsa kita, kita harus meningkatkan pendidikan bangsa kita. Dalam hubungan ini, sebagai kaum muslimin kita harus belajar dari perjuangan Nabi kita,” kata Kepala Negara.

Dijelaskan, masa perjuangan Nabi dibagi dalam dua tahap ialah periode Mekkah dan periode Medinah. Pada masa periode Mekkah yang berjalan selama 13 tahun itu, Nabi banyak menekankan pada aspek pendidikan umat. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang beliau cita-citakan, beliau mulai dengan pendidikan.

“Alhamdulillah, karun muslimin bangsa kita pun dengan segala keterbatasan yang kita miliki tidak melalaikan bidang pendidikan ini. Kemajuan masyarakat kita, untuk sebagian adalah buah dari kegiatan umat dalam bidang pendidikan ini,” kata Presiden.

Kegiatan ini tentu harus terus ditingkatkan dan dikembangkan. karun hartawan di kalangan umat Islam hendaknya menyumbangkan kekayaan mereka untuk kemajuan pendidikan umat dan bangsa. Hanya dengan kemajuan dalam bidang pendidikan kita akan mempunyai masa depan yang cerah.

Kepala Negara mengemukakan, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW telah menjadi salah satu tradisi keagamaan karun muslimin Indonesia yang mampu mengikuti perkembangan masyarakat yang kian maju.

“Melalui peringatan seperti ini, kita selaku umat Muhammad, sudah seyogyanya berusaha menyegarkan kembali keberagamaan kita sebagai muslim, agar kita terhindar dari suasana rutin dalam beragama. Oleh karena itu, dalam saat-saat seperti ini marilah kita renungkan kembali dikehidupan kita sebagai muslim yang baik bagi diri kita sendiri, bagi masyarakat kita maupun bagi lingkungan hidup kita. Marilah kita resapi kembali makna risalah Nabi junjungan dan panutan kita agar kita tetap mengilhami pikiran, sikap dan tindak tanduk kita, baik sebagai orang seorang maupun sebagai umat,” kata Presiden.

Sebagai muslim kita semua mengemban tugas luhur untuk melanjutkan risalah Nabi. Inti risalah itu secara indah ditegaskan oleh Tuhan sendiri sebagai risalah rahmat. Al-qur’an menyatakan bahwa Nabi diutus oleh Allah SWT untuk membawa rahmat bagi seluruh alam, untuk menyebarkan kasih sayang bagi segenap makhluk Tuhan.

Dikemukakan, sebagai umat Muhammad kaum muslimin mengemban kewajiban agamawi untuk meneruskan risalah luhur itu. Terus berusaha dalam batas kemampuan masing-masing untuk membangun kehidupan yang penuh dengan rahmat, suatu kehidupan yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan, serta memiliki kesadaran lingkungan. bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai itulah justeru yang ingin diwujudkan melalui pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

Sebagai umat yang jumlahnya mayoritas, karun muslimin hendaknya mampu membangun citra diri sebagai pembawa rahmat bagi seluruh bangsa tanpa kecuali.

Sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW memberikan teladan dalam membangun sikap saling percaya dan sikap sating menghormati di antara berbagai warga masyarakat yang berbeda latar belakangnya, baik perbedaan suku maupun perbedaan keyakinan agamanya.

Teladan Nabi itu sangat tepat dalam usaha memupuk persatuan dan kebahagiaan bersama dalam masyarakat Indonesia yang sangat majemuk. Lebih-lebih menghadapi tantangan-tantangan yang tidak sedikit dan tidak kecil di masa-masa yang akan datang.

“Salah satu usaha untuk memantapkan kesatuan, kebersamaan dan keutuhan bangsa kita adalah mengembangkan solidaritas dan tenggang rasa di antara sesama bangsa kita, terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial ekonomi,” kata Presiden Soeharto.

 

Pemimpin Dunia

Sementara itu, Gubernur Alala dalam uraian hikmah Maulid itu mengemukakan, kelahiran Nabi Muhammad telah membawa rahmat yang bukan saja bagi umat Islam, akan tetapi juga bagi seluruh umat manusia di dunia.

Alala menekankan pentingnya umat Islam, khususnya, bangsa Indonesia umumnya untuk terus mencari ilmu pengetahuan. Karena dengan ilmu pengetahuan manusia dapat mencapai kemajuan. Begitu juga dalam upaya meningkatkan pembangunan, ilmu pengetahuan memegang peranan penting.

“Oleh karena pentingnya ilmu pengetahuan tersebut, maka mencari ilmu bagi umat Islam diwajibkan, dan merupakan sunatullah,” katanya.

Namun diingatkan, penguasaan pengetahuan dan teknologi saja tidak cukup kalau tanpa dibarengi dengan iman dan taqwa. Karena tanpa didasari keimanan dan ketaqwaan, ilmu pengetahuan dan teknologi itu bahkan bisa saja menimbulkan kemudaratan.

Di samping itu, ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri perlu benar-benar dikaji, agar tidak menimbulkan hal-hal yang negatif. Sementara Menteri Agama Munawir Sadzali dalam sambutannya mengemukakan, keteladanan Nabi Muhammad perlu dijadikan dasar bagi umat Islam dan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya menuju tinggal landas.

Di samping itu Menteri Agama juga menekankan pentingnya diperhatikan kadar keimanan dan ketaqwaan dalam upaya mencapai keberhasilan pembangunan yang sedang diperjuangkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu dibuka dengan lagu Indonesia Raya, kemudian diperdengarkan ayat-ayat suci Al Qur’an yang dibacakan oleh Syarifudin M.BA Qori terbaik internasional di Kualalumpur Malaysia 1988.

 

 

Sumber : MERDEKA(24/10/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 667-669.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.