PRESIDEN: INDONESIA PERTIMBANGKAN PENGGUNAAN TENAGA NUKLIR
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto hari Senin menyatakan Indonesia akan mempertimbangkan sungguh-sungguh penggunaan tenaga nuklir sebagai sumber energi jika sumber-sumber energi lain kelak belum mencukupi untuk mendukung program pembangunan di negeri ini.
Sehubungan dengan itu, ia menekankan perlunya Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) untuk terus meningkatkan kemampuannya agar jika pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga listrik tidak terelakkan, bangsa Indonesia telah siap mengendalikan teknologinya.
Kepala Negara mengemukakan hal itu dalam sambutanya ketika meresmikan Instalasi Pengolahan Limbah Radio aktif Batan di Serpong, Jawa Barat, yang sekaligus menandai peringatan ulang tahun ke-30 badan tersebut.
Diingatkannya bahwa setiap penggunaan suatu teknologi, lebih-lebih teknologi baru, selalu mengandung resiko. Oleh karena itu, sebelum menetapkan penggunaan suatu teknologi untuk mendukung pembangunan.
Pemerintah terlebih dahulu melakukan pengkajian secara cermat sehingga dapat diperoleh manfaat sebesarÂbesarnya dan resiko sekecil-kecilnya dari penggunaan teknologi tersebut. “Demikian pula terhadap penggunaan teknologi nuklir di masa depan,” katanya.
Kepala Negara menjelaskan bahwa dalam melanjutkan dan meningkatkan di masa datang, Indonesia memerlukan tenaga listrik besar untuk mendukung programÂprogram industrialisasi dan pertanian.
Ia juga mengingatkan bahwa untuk mencukupi kebutuhan sumber energi itu, Indonesia tidak boleh terlalu menggantungkan diri pada minyak bumi.
“Bagaimana pun juga, sumber-sumber minyak bumi yang merupakan kekayaan alam kita yang penting itu ada batasnya. Lagi pula minyak bumi perlu kita ekspor guna memperoleh devisa yang terus kita perlukan untuk menggerakkan pembangunan,” tandasnya.
Oleh karena itu pula, menurut Presiden, mulai sekarang Indonesia harus mementingkan sumber-sumber energi lain seperti tenaga air, gas alam dan tenaga panas bumi.
“Jika semuanya itu nanti belum cukup juga maka tidak ada jalan lain kita kecuali mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh penggunaan nuklir,” tandasnya,
Tak Perlu Khawatir
Pada peresmian instalasi pengolahan limbah radioaktif itu, Presiden kembali menegaskan bahwa pembangunan merupakan kerja besar suatu bangsa untuk mewujudkan cita-citanya. Bagi bangsa Indonesian cita-cita tersebut tidak lain adalah masyarakat yang maju sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Dalam melaksanakan pembangunan itu, ilmu pengetahuan dan teknologi jelas memegang peranan penting karena dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju pembangunan dapat dipercepat.
Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berhasil menciptakan loncatan-loncatan besar bagi kemajuan umat manusia, karena itu menjadi kewajiban putera-puteri Indonesia untuk berusaha sekuat tenaga agar secepat mungkin tanpa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Kita tidak perlu merasa khawatir terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat kita capai sebab ilmu pengetahuan dan teknologi hanyalah alat bagi manusia, dan bersifat netral,” kata Kepala Negara.
Dengan begitu, tambahnya, baik atau buruknya akibat yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tergantung pada manusia yang mengunakannya.
“Dalam kaitan inilah terletak pentingnya para ilmuwan dan teknolog kita untuk meresapi nilai-nilai kehidupan yang dijunjung tinggi oleh bangsanya, yang secara padat tertuang dalam Pancasila,” katanya.
Presiden menilai pembangunan instalasi yang diresmikannya itu menggambarkan besarnya tekad dan upaya bangsa Indonesia untuk mengembangkan serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan selalu memperhatikan keselamatan dan kelestarian lingkungan.
”Dengan selesainya pembangunan instalasi ini maka pengelolaan bahan nuklir dan zat radioaktif di Kompleks Pusat Penelitian Tenaga Atom Serpong ini dapat dilaksanakan dengan aman, baik bagi para karyawan dan masyarakat maupun lingkungannya,” demikian Presiden.
Sumber : ANTARA (05/12/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 579-581.