PRESIDEN KE KTT GNB, BERISTIRAHAT SEMALAM DI CANCUN, MEKSIKO[1]
Jakarta, Suara Karya
Presiden Soeharto dan Ibu Tien melakukan penerbangan paling lama dari perjalanan selama ini, setelah bertolak dari Halim Perdana Kusuma, Minggu malam (15/10) pukul 22.00 WIB.
Pesawat khusus DC 10 Garuda Indonesia yang digunakan Kepala Negara dalam kunjungan ke luar negeri kali ini menempuh petjalanan lebih dari 24 jam dari Jakarta menuju Cancun, Meksiko. Perjalanan yang mengitari setengah keliling bumi ini, berhenti dua kali untuk mengisi bahan bakar yakni di Guam dan Honolulu, Hawaii. Total lama waktu terbang dari Jakarta ke Cancun adalah 22 jam 15 menit dan pemberhentian di kedua tempat itu masing-masing 1 jam. Presiden dan rombongan direncanakan tiba di Cancun pada hari Senin (16/10) pukul 22.15 WIB, atau waktu setempat pukul 09.15. Presiden akan istirahat semalam di kota pariwisata di pantai laut Karibia, untuk penyesuaian waktu. Selasa besok Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Cartagena, Kolombia untuk menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi XI Gerakan Non-blok (KTT XI GNB). Presiden berada di kota wisata Cartagena selama 4 hari, selain untuk melakukan serah terima ketua GNB kepada Presiden Kolombia, juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan sekitar 12 Kepala Negara/Pemerintahan anggota GNB.
Kota Cartagena yang tiba-tiba menjadi ramai itu dilaporkan menggunakan “aji mumpung”. Hotel yang ditempati wartawan termasuk yang ditempati Kepala Negara hanya mau menjual kamamya untuk 5 malam. Jika wartawan Indonesia yang hanya memerlukan waktu menginap 3 malam, hotel meminta bayaran untuk 5 malam. Jika di Jakarta selama KTT X GNB, hotel-hotel memberikan potongan tarif sampai 40 persen, di Cartagena justru sebaliknya. Walaupun kota yang konon dibanggakan di Kolombia sebagai kota wisata, namun tidak terdapat hotel berbintang 5. Kamar-kamar yang adapun terbatas pada kota wisata itu, hotel pun tidak merniliki kamarjenis suite, apalagi presidential suite. Dengan demikian para kepala negara/pemerintah yang menghadiri KIT GNB harus tinggal di kamar-kamar standar.
New York
Jumat siang (20/ 10) Presiden meninggalkan Cartagena langsung terbang ke New York untuk menghadiri acara peringatan HUT PBB ke-50. Presiden Soeharto akan menyampaikan pidato di forum PBB itu pada hari Senin (23/10). Presiden selama 7 hari di New York selain menghadiri sidang-sidang PBB juga akan memenuhi permintaan pertemuan 13 kepala negara/pemerintahan, termasuk PM Belanda. Di samping itu, Presiden juga akan menyerahkan “Statement on Population Sta bilization” dari Sekjen PBB. Inimerupakan pengakuan dunia atas keberhasilan Indo nesia mengendalikan pertambahan penduduk dan meningkatkan kesejahteraannya. Presiden Soeharto juga akan diundang dalam pertemuan makan malam 16 pemimpin negara maju dan berkembang di New York. Di sela-sela berbagai acara itu Presiden juga diundang untuk memberi sambutan pada pertemuan “Asia Society”. Selain itu Kepala Negara juga akan memenuhi undangan tokoh-tokoh pengusaha AS untuk pertemuan makan malam di New York.
Washington
Dalam kunjungan ke Washington Presiden Soeharto selain akan bertemu dan bertukar pandangan dengan Presiden Bill Clinton di Gedung Putih, juga akan menghadiri berbagai acara penting. Di antara acara penting Presiden di Washington itu adalah menghadiri dan memberi sambutan pada pertemuan makan malam yang diselenggarakan oleh organisasi sosial Cooperative Reliefs Everywhere (CARE). Organisasi pemberi bantuan tingkat dunia ini merupakan badan yang sangat terpandang di dunia dan berpengaruh di AS. CARE baru pertama kali mengundang satu kepala negara untuk berpidato dihadapan para tokoh-tokohnya. Kesempatan lain Presiden Soeharto selama di Washington juga akan bertemu dengan kelompok pemikir (think tank) Amerika Serikat. Kelompok ini dikabarkan memiliki pengaruh besar terhadap berbagai keputusan AS selama ini, selain kelompok lobby Yahudi.
Suriname
Dari Washington Presiden dengan pesawat khusus DC 10 Garuda Indonesia terbang ke Paramaribo, Suriname. Ini merupakan kunjungan Presiden pertama kali ke negara yang 20 persen penduduknya berasal dari keturunan Jawa. Presiden Soeharto direncanakan akan meresmikan Gedung Sono Budoyo, gedung kesenian yang mendapat bantuan dari Indonesia. Peresmian itu direncanakan akan dimeriahkan oleh permainan reog 500 orang Jawa Suriname yang sebagian mendapat latihan di Indonesia. Kunjungan Presiden yang sangat dinantikan orang Jawa Suriname itu diharapkan akan dilengkapi dengan acara pertemuan dengan sekitar 4000 warga Suriname suku Jawa. Presiden Soeharto diharapkan berdialog dengan 5 wakil orang Jawa generasi pertama di Suriname. Orang-orang Jawa di Suriname umumnya kini merupakan generasi ke 3, dan masih mampu memelihara adat budaya Jawa, meski mereka bermukim jauh terpisah dari negeri leluhurnya.
Presiden juga akan bertemu dengan Presiden Suriname untuk melakukan pembicaraan tukar pandangan. Indonesia memberi perhatian khusus kepada Suriname selain karena penduduknya banyak berasal dari Jawa, juga negara ini merupakan yang pertama mendukung Indonesia dalam soal Timtim. Kunjungan Presiden Soeharto ke Paramaribo akan berlangsung sampai Minggu (29/ 10). Suriname berharap banyak menyerap kemajuan Indonesia setelah kunjungan Presiden Soeharto. (A-6)
Sumber : SUARAKARYA(l6/10 /1995)
_______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 287-289.