PRESIDEN KEPADA GENERASI MUDA ABRI JADILAH GENERASI YANG LEBIH BAIK

PRESIDEN KEPADA GENERASI MUDA ABRI JADILAH GENERASI YANG LEBIH BAIK

Presiden Soeharto berpesan, agar generasi penerus, khususnya di kalangan ABRl bersiap-siap memikul tugas sejarah dengan kesadaran yang sedalam-dalamnnya.

Memberikan amanat pada peringatan hari ABRI ke-37 di Madiun, Jawa Timur hari ini, Presiden menegaskan : "Jadilah generasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya, karena pertumbuhan dan kekokohan bangsa memang selalu mengharuskan lahirnya generasi baru yang lebih baik."

Generasi 45 diakui, memang ingin membesarkan dan mengantarkan lahirnya generasi bangsa yang makin baik.

Katanya, "Laksanakanlah dwi fungsi ABRI dengan rasa tanggung jawab yang sebesar-besarnya, dengan menghayati arti dan semangat dwi fungsi itu seperti yang dirumuskan dalam Undang undang Pertahanan Keamanan Negara.

Dikatakan, pelaksanaan dwi fungsi ABRI di masa-masa yang akan datang terang tidak kalah beratnya dengan apa yang telah dilaksanakan oleh ABRI sejak perang kemerdekaan hingga saat ini. Gerak pembangunan bangsa di masa depan akan lebih rurnit sesuai dengan tuntutan zaman.

Menentukan

Presiden mengatakan perkembangan bidang pertahanan keamanan negara diwaktu-waktu mendatang tidak hanya ditentukan oleh adanya UU Hankam Negara saja, tetapi yang penting menentukan adalah jiwa dan semangat manusia manusia pelaksana undang-undang itu.

Karena itu di samping Pancasila, UUD 45, P4 dan GBHN, UU Hankam Negara hendaknya dijadikan mata pelajaran yang penting dalam program pendidikan dan pembinaan di kalangan ABRI.

Hal ini bertambah penting artinya, karena di tahun-tahun mendatang makin mendekati rampungnya secara menyeluruh pergantian generasi.

Kepala Negara mengatakan, bangsa yang besar bukanlah bangsa yang tidak pernah mengalami ujian. Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat mengatasi kesulitan dan tantangan yang dihadapi.

Namun semua tantangan dihadapi dengan penuh rasa percaya pada diri sendiri dan penuh rasa tanggung jawab.

"Bersama-sama ABRI, bangsa kita telah mengalami berbagai ujian sejarah yang berat di masa lampau, dari selalu keluar dengan selamat dan makin tegar," kata Presiden.

Presiden mengatakan kita sudah mempunyai Angkatan Bersenjata yang kemampuan profesional tidak kalah dengan negara-negara berkembang lainnya.

Dalam dunia yang masih dipenuhi oleh politik ada kekuatan, adanya Angkatan Bersenjata yang tangguh merupakan jaminan bagi kelanjutan hidup suatu bangsa. Karena itu kemampuan profesional harus ditingkatkan agar tetap siaga dalam menghadapi setiap ancaman di masa depan.

Sistim

Kepala Negara rnengatakan, tingkat kemampuan yang telah dicapai baru merupakan sistem pertahanan keamanan yang dibangun.

Sistim pertahanan yang dibangun adalah sistem pertahanan keamanan yang didasarkan kepada dukungan segenap potensi nasional secara semesta. Komponen dasarnya adalah seluruh rakyat Indonesia, sedangkan ABRI berperan sebagai komponen utama yang menjadi tulang punggungnya.

Karena itu, dengan terus meningkatkan kemampuan ABRI, dalam tahun-tahun mendatang kita harus membangun kemampuan rakyat Indonesia sebagai komponen dasar sistem pertahanan keamanan rakyat Indonesia.

Tingkat kemampuan yang dicapai adalah suatu tingkat yang akan memberikan keyakinan kepada siapapun bahwa setiap usaha yang mengancam kemerdekaan nasional dan kedaulatan negara akan mendapat perlawanan yang gigih, berlapis-lapis, terpadu dan terkendali secara nasional.

"Membangun kekuatan Angkatan Bersenjata, tujuannya semata-mata adalah untuk menjaga keselamatan bangsa, dan menjamin kemerdekaan serta kedaulatan negara."

Terusik

Presiden Soeharto mengatakan secara khusus perlu diberi perhatian pada masalah keamanan dalam negeri ialah memantapkan perasaan tentram dikalangan rakyat, yang justru untuk menyongsong tugas-tugas pembangunan yang bertambah meningkat dan meluas ditahun-tahun mendatang.

Secara umum keadaan keamanan dalam negeri adalah baik, tidak lagi menghadapi kekuatan bersenjata yang mempunyai nilai militer.

‘Walaupun demikian, ketenteraman lahir dan ketenteraman batin rakyat kita masih sering terusik oleh berbagai macam tindakan kejahatan yang timbul dalam masyarakat, hal ini tidak boleh kita biarkan," kata Presiden.

Kepala Negara mengatakan, usaha­ usaha yang selama ini telah dilakukan perlu ditingkatkan lagi, dengan memperhatikan peningkatan kemampuan Kepolisian RI dalam lima tahun mendatang.

Pembangunan Kepolisian RI itu dilaksanakan bersamaan dengan membangkitkan kemampuan perlawanan masyarakat secara terpadu terhadap kejahatan, karena pada akhirnya sikap masyarakat sendirilah yang akan menentukan berkembang atau tidaknya kejahatan.

Bersamaan dengan itu sumber-sumber daya penyebab kejahatan akan ditangani lebih mendasar dengan meningkatkan pembangunan yang membawa kesejahteraan umum.

Selamat

Presiden Soeharto mengatakan Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia menyampaikan ucapan yang sehangat-hangatnya kepada ABRI, kepada seluruh prajurit di manapun saat ini berada, pada harini, HUT ke-37 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Peringatan hari ABRI kali ini berada dalam suasana bangsa Indonesia baru saja melakukan tugas-tugas besar dan akan mengambil keputusan-keputusan yang teramat penting bagi kehidupan bangsa selanjutnya.

Sebagai hasil Pemilu, lima hari yang lalu, bangsa Indonesia telah memiliki DPR dan MPR yang mempakan perlengkapan dan hidup demokrasi dan konstitusi sidang umum, yang antara lain akan menentukan GBHN yang akan memberi arah dan haluan bagi perjalanan bangsa Indonesia selanjutnya.

Ditandaskan, ABRI dengan jiwa yang manunggal dengan rakyat pasti akan ikut mengamankan dan menyukseskan jalannya Sidang Umum MPR yang akan datang. Dengan jiwa dan kemanunggalan itu ABRI telah pula ikut mengamankan pelaksanaan Pemilu yang lalu.

Pengamanan danpenyuksesan Sidang Umum tidak hanya pengamanan dari sudut fisik saja, tetapi yangjauh lebih penting adalah pensuksesan agar hasilnya benar benar menjamin kesinambungan peningkatan dan perluasan pembangunan kearah terwujudnya Masyarakat Pancasila, kata Presiden.

Kata Presiden, seperti yang ditegaskan pada Hari ABRI tahun lalu di Cilegon, militerisme, otoriterisme dan totaliterisme dapat disingkirkan apabila kita semua tanpa ada kecualinya sepenuhnya setia kepada Pancasila.

”Karena itu pula akhir-akhir ini saya selalu mengingatkan bahwa kita memandang pembangunan sebagai pengamalan dan pelaksanaan Pancasila," kata Presiden.

Ini berarti dengan makin majunya pembangunan, Pancasila makin tampak wujudnya dalam semua kehidupan, dalam masyarakat dan dalam kehidupan sebagai bangsa.

Ini berarti pula makin maju pembangunan, makin meningkat juga pelaksanaan Demokrasi Pancasila, pengamalan Pancasila yang demikian itu berlaku pula bagi ABRI demikian Presiden Soeharto. (RA)

Madiun, Merdeka

Sumber : MERDEKA (08/10/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1023-1026.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.