PRESIDEN: KITA MEMASUKI PERSAINGAN YANG TAMBAH KETAT

PRESIDEN: KITA MEMASUKI PERSAINGAN YANG TAMBAH KETAT[1]

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto mengatakan masalah tenaga kerja merupakan salah satu masalah besar yang harus diatasi secara tuntas di masa datang. Kita harus terus berupaya agar masyarakat kita mendapat kesempatan bekerja yang seluas-luasnya, agar semua orang dapat menyumbangkan kemampuannya bagi pembangunan sesuai dengan bidang yang diinginkannya ,”kata Kepala Negara ketika meresmikan Galangan Kapal Niaga 50.000 ton, Laboratorium Hidrodinamika BPPT dan Kapal Penumpang Palindo Jaya 500-1 di PT. PAL Indonesia, Surabaya, hari Kamis (20/7). Menurut Kepala Negara, berkembangnya industri maritim akan mendorong maju dan meluasnya industri-industri lain. “Hal ini jelas akan membuka kesempatan kerja baru,” kata Presiden Soeharto. Dikatakan, ketetapan hati bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, mempercepat proses industrialisasi dan mendorong laju pembangunan dalam era tinggallandas sekarang ini juga bersamaan dengan terjadinya perubahan­ perubahan besar di dunia.

“Kita sedang memasuki zaman baru, yaitu perdagangan dan investasi yang terbuka di seluruh dunia. Kita tengah memasuki zaman persaingan yang terus bertambah ketat. Kita benar-benar harus siap memasuki suasana baru itu.Kita tidak bisa membuang-buang waktu,” kata Kepala Negara.

Persaingan yang akan terus bertambah ketat tidak perlu membuat bangsa Indonesia gentar dan berkecil hati. Persaingan tadi harus disambut dengan hati yang kita hindari. Tidak ada jalan lain bagi kita kecuali harus menghadapinya. Untuk itu kita harus meningkatkan produktivitas dan kualitas barang-barang yang kita hasilkan. Hanya dengan jalan ini kita akan dapat menghadapi persaingan yang bertambah keras menjelang kita memasuki abad baru, abad ke-21. Jangan kita lupa, abad baru itu tinggal 5 tahun dari sekarang,” kata Kepala Negara. Presiden Soeharto mengatakan, bangsa Indonesia berbesar hati bahwa dewasa ini kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan, khususnya teknologi perkapalan terns meningkat, hal iniantara lain terlihat dari berkembangnya industri perkapalan diTanahAir. “Meskipun demikian, kita harus berusaha lebih keras lagi untuk mengembangkan kemampuan kita, agar kita dapat mengejar ketinggalan kita dari bangsa-bangsa  lain. ”

Itulah sebabnya, kata Kepala Negara, bangsa Indonesia sungguh berbesar-hati berhasil membangun galangan kapal niaga 50.000 ton dan laboratorium hidrodinamika. Laboratorium hidrodinamika itu merupakan ajangnya para ahli melakukan kajian­ kajian, yang menjadi ujung tombak perintisan pengembangan teknologi di bidang industri maritim dan ilmu kelautan lainnya. Galangan kapal niaga 50.000 ton rnilik PT. PAL Indonesia adalah ajang pembuatan kapal-kapal baru sampai dengan ukuran 50.000 ton bobot mati. Bangsa Indonesia juga sangat berbesar hati karen a kini PT. PAL Indonesia telah berhasil membangun Kapal Penumpang Palindo Jaya 500-1. Kapal initelah dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dijalur-jalur perintis. Dengan makin majunya kemampuan PT. PAL Indonesia dalam membangun kapal-kapal penumpang, maka kelak Indonesia tidak perlu lagi mengimpor kapal penumpang maupun kapal barang. “Ini berarti dalam angkutan laut pun kita bertekad untuk mandiri.”

Kapal Patroli

Sementara itu, Menristek/Ketua BPPT/Kepala BPIS BJ Habibie mengatakan, produk canggih kapal penumpang Palindo Jaya 500-1 merupakan kapal patroli cepat 57-KRI Barakuda. Presmian kapal itu, bersamaan dengan peresrnian fasilitas galangan Kapal Niaga 50.000 ton, dan laboratorium hydrodinamika BPPT yang telah selesai dibangun di kampus Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS). Menurut Habibie, galangan kapal niaga 50.000 ton yang meresmikan merupakan fasilitas canggih dan modern, terutama menunjang pembangunan kapal-kapal niaga baik berupa kapal penumpang, tanker, kapal-kapal curah maupun kapal kapal peti kemas hingga ukuran 50.000 ton yang secara nasional maupun intemasional cenderung semakin meningkat kebutuhannya. Kapal Palindo Jaya 500-1 diluncurkan perdana oleh Presiden hari Kamis ini. Kapal iniakan berlayar dari Surabaya ke Jakarta dengan waktu tempuh sekitar 26 jam. Presiden dan Ibu Tien Soeharto serta sejurnlah Menteri Kabinet Pembangunan VI menyertai pelayaran perdana kapal ini yang dinakhodai Letkol (Laut) Elias Christiaan.  (M-5/080/T-3)

Sumber :KOMPAS ( 22/07/1995)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 625-627.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.