PRESIDEN: MAJU PESATNYA PT. PAL BISA HENTIKAN IMPOR KAPAL [1]
Surabaya, Antara
Presiden Soeharto mengatakan, perkembangan pesat PT (Persero) PAL Indonesia di Surabaya dalam membangun kapal-kapal bisa menghentikan impor, baik kapal penumpang maupun kapal barang, serta mendorong berkembangnya berbagai industri Jain.
“Kita sangat berbesar hati karena kini PT. PAL telah berhasil membangun kapal penurnpang Palindo Jaya 500-1,”kata Kepala Negara di Surabaya, Kamis, ketika meresmikan kapal penumpang berkapasitas angkut 500 orang ini yang dirancang putra-putra terbaik Indonesia sejak tahun 1990.
Kapal yang dirancang untuk bisa memasuki pelabuhan-pelabuhan kecil/perintis serta mampu berlayar di sungai ini memiliki panj ang 74 m, Iebar 15,2 m, berbobot mati 400 ton dengan kecepatan jelajah 14 knot atau 14 mil laut/jam. Kapasitas angkut 10 penumpang kelas I, 24 penumpang kelas II dan 466 penumpang kelas ekonomi serta barang/cargo 25 ton.
“Berkembangnya industri maritim akan mendorong maju dan meluasnya industri industri lain.”
Hal ini jelas akan membuka kesempatan kerja baru,” kata Presiden pada acara yang dihadiri Ibu Tien Soeharto, Ketua DPA Soedomo, dua wakil Ketua MPR/DPR Ismail Hassan Metareum dan Sutedjo, Mensesneg Moerdiono, serta Pembukaan lapangan kerja sebanyak mungkin agar semua orang dapat menyumbangkan kemampuannya bagi pembangunan, sesuai dengan bidang yang diinginkannya, kata Presiden, yang juga meresmikan galangan kapal niaga 50.000 ton serta laboratorium Hidrodinamika BPP Teknologi yang lokasinya di Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya.
Ketika menjelaskan arti penting pembangunan kapal penumpang yang dirancang putra-putri Indonesia inj, Kepala Negara mengemukakan, salah satu kendala penting pada sektor angkutan laut adalah lambatnya pertambahan jika dibandingkan dengan kebutuhan.
“Apabila hal itu terus berlanjut, maka tidak mustarul kita akan mengalami krisis angkutan laut.”
Kepala Negara juga mengingatkan ,jika hal inj sampai terjadi, pembangunan kita yang telah memasuki era tinggallandas akan mengalami hambatan yang besar. Untuk mengatasi tantangan yang berat itu,jalan terbaik adalah membangun industri maritim yang tangguh. Industri maritim itulah yang membuat , memperbaiki dan memelihara armada angkutan laut nasional, ujar Presiden.
“Kita menyadari bahwa untuk membangun industri maritim yang tangguh bukanlah pekerjaan yang mudah dan dapat dilaksanakan dalam waktu singkat,”kata Presiden yang kemudian menyaksikan serah terima kapal Patroli Cepat 57-KRI Barakuda dari Habibie kepada Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung, kemudian menyerahkannya pada KSAL Laksamana TNI Tanto Koeswanto.
Daerah Terpencil
Kepala Negara juga mengatakan, jika makin banyak kapal penumpang yang dibuat galangan kapal nasional, semakin banyak daerah terpencil yang bisa mengakhiri keterpencilannya.
“Dengan bertambah lancarnya hubungan antara satu tempat dengan tempat lainnya, berarti tempat-tempat terpencil juga dapat didorong kemajuannya.”
“Kita memang menghendaki agar kegiatan pembangunan dilakukan segenap bangsa Indonesia dan hasilnya juga dinikmati seluruh rakyat,”ujar Presiden. Sementara itu , ketika berbicara tentang industrialisasi, Kepala Negara menyebutkan persaingan yang ditimbulkannya harus disambut dengan hati yang terbuka dan semangat tinggi, tanpa menimbulkan sikap gentar dan kecil hati.
“Kita harus menyambut persaingan itu dengan hati yang terbuka dan semangat tinggi. Bertambah ketatnya persaingan itu tidak mungkin kita hindari. Tidak ada jalan lain bagi kita kecuali menghadapinya,”tegas Presiden.
Sebelumnya Menristek, B.J. Habibie selaku Dirut PT. PAL melaporkan, galangan kapal niaga 50.000 ton dibangun untuk menunjang pembangunan kapal niaga, baik kapal penumpang, tanker, kapal curah maupun kapal peti kemas.
“Di dalam galangan kapal ini, terpasang alat-alat canggih dan modem untuk pemotongan plat baja seperti mesin pemotong lembaran baja dengan suhu tinggi yang memungkinkan pemotongan baja lebih cepat, tepat, dengan kualitas yang tinggi,” ujar Habibie.
Sementara itu, untuk memperkecil dampak negatifterhadap lingkungan, dibangun pula alat pengolah air buangan yang mampu mengolah air limbah menjadi air bersih yang bebas dari bahan pencemaran. Setelah meninjau kapal perang milik TNI-AL serta galangan kapal niaga 50.000 ton, Kepala Negara yang didampingi Ibu Tien Soeharto dan beberapa Menteri Kabinet Pembangunan VI, naik kapal Palindo Jaya 500-1 menuju Jakarta. Dalam perjalanan yang dikawal oleh empatkapal perang KRI milik TNI-AL ini, menurut rencana kapal penumpang produksi pertama PAL ini merapat di dermaga milik Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI-AL, Jakarta, Jumat siang sekitar pukul14.30WIB. (T.EU02/SBY-008/B/EL02/20/07/95 13:55/ru2)
Sumber:ANTARA (20/07/1995)
_____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 600-602.