PRESIDEN MENGHARAPKAN: KENAIKAN HARGA MINYAK MENTAH UNTUK EKSPOR JANGAN SAMPAI MEMPENGARUHI HARGA DALAM NEGERI

PRESIDEN MENGHARAPKAN: KENAIKAN HARGA MINYAK MENTAH UNTUK EKSPOR JANGAN SAMPAI MEMPENGARUHI HARGA DALAM NEGERI [1]

 

Jakarta, Indonesia Raya

Kenaikan harga minyak mentah untuk eksport, hendaknya jangan sampai mempengaruhi harga dan penyediaan minyak dalam negeri, demikian Presiden Soeharto hari Sabtu.

Kebutuhan minyak untuk konsumsi dalam negeri itu, tetap terjamin, kata Direktur Perbekalan Dalam Negeri PN. Pertamina Kol. Judo Sumbodo. Kenaikan ekspor minyak lebih dari 20% mulai awal bulan Nopember ini telah dilaporkan oleh Direktur Utama Caltex Indonesia Tahija dan Direktur perbekalan dalam negeri PN Pertamina. Tahija melaporkan kegiatan perusahannya yang memproduksi minyak paling besar di Indonesia, sehubungan dengan kenaikan harga ekspor itu.

Kedua Kalinya

Kenaikan harga minyak ekspor Indonesia awal Nopember ini adalah kedua kalinya dalam tahun 1973. Direktorat minyak dan gas bumi Departemen Pertambangan Ir. Wiyarso dewasa ini berada di Tokyo bersama-sama Direktur utama PN Pertamina Ibnu Sutowo membicarakan kenaikan harga pengimpor utama minyak Indonesia yang berkadar belerang rendah itu.

Minyak mentah Indonesia yang dikapalkan dari Pelabuhan Riau selama ini harganya US $ 4,75 per barrel sesudah dinaikan sebanyak 25 % pada tahun 1 Oktober yang lalu. Sedang produksi baru minyak Irian Jaya yang diproduksi oleh Sumur “KASIM” harganya adalah US $ 5 per barel. Dengan kenaikan sejak awal Nopember ini harga minyak ekspor Indonesia sekitar US $ 6 per barrel. (DTS)

Sumber: INDONESIA RAYA (05/11/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 239.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.