PRESIDEN MINTA KODAM JAYA PERLUAS PENEGAKAN DISIPLIN

PRESIDEN MINTA KODAM JAYA PERLUAS PENEGAKAN

DISIPLIN[1]

 

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto mendukung langkah Kodam Jaya bekerja sama dengan aparatur pemerintah lainnya menggelar Kader Penegak Disiplin (KPD) yang berasal dari masyarakat. Presiden minta supaya langkah itu terus digalakkan dan diperluas, sehingga dalam memasuki abad XXI yang akan datang, masyarakat Jakarta khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, benar-benar menjadi masyarakat berdisiplin tinggi.

Demikian sambutan Presiden Soeharto yang dibacakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI R . Hartono pada acara syukuran HUT Ke-46 Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya/Jayakarta, Kamis (28/12). Hadir pada acara itu Pangdam Jaya Mayjen TNI Wiranto, Kapolda Metro Jaya Mayjen (Pol) Dibyo Widodo, Pangkoops I Marsda TNI I Gede Sudana, Komandan Kopassus Brigjen TNI Pnibowo Subianto, Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) Djoko Pramono, Pangarmabar Laksda TNI Widodo AS dan undangan lainnya. Menurut Presiden, Kodam Jaya bertanggungjawab menjaga Jakarta menjadi kota yang aman, tenteram, dinamis dan kota yang mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi terlaksananya fungsi-fungsi yang diembannya.

“Pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat akan makin mudah diberikan jika masyarakat Jakarta mempunyai disiplin yang tinggi. Namun, disiplin masyarakat Jakarta tidaklah dapat tumbuh sendiri. Disiplin masyarakat lahir dari disiplin pribadi, disiplin kelompok dan disiplin golongan. Semuanya itu harus ditumbuhkan, dipelihara dan ditegakkan,”demikian pesan Presiden Soeharto.

Sementara itu Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI R. Hartono yang menjadi inspekturupacara mengingatkan prajurit Kodam Jaya harus siap menjadi teladan dan mendorong upaya menyukseskan Gerakan Disiplin Nasional yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1998. Untuk itu Hartono minta implementasi aktualisasi Gerakan Disiplin Nasional (GDN) yang diprakarsai Kodam Jaya. Secara terpadu, GDN dilaksanakan secara terpadu dengan aparat Pemerintah DKI Jakarta beserta seluruh lapisan masyarakat. Selain itu agar diintensifkan pula pelaksanaan Operasi Sapu Bersih yang dilakukan Bakorstanasda Jaya guna menekan angka tindak kejahatan dan kriminalitas demi terwujudnya keamanan dan kenyamanan seluruh masyarakat lbu Kota dan sekitarnya.

Benteng Terdepan

Padakesempatan itu KSAD mengingatkan momentum memperingati ulang tahun ini hendaknya dimanfaatkan untuk mawas diri serta semakin memantapkan tekad dan komitrnen untuk meningkatkan kualitas karya dan pengabdian kepada bangsa dan negara. Menurut KSAD, wilayah Kodam Jaya dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi serta kondisi sosial yang beragam dan metropolis telah melahirkan sikap dan visi hidup yang diwarnai oleh arus globalisasi dan liberalisasi ekonomi serta revolusi transportasi, telekomunikasi dan kemajuan turisme. Kesemua itu menyebabkan Jakarta menjadi kancah benturan beragam nilai dan budaya asing yang melahirkan permasalahan kehidupan yang semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan tersebut menjadi hambatan bagi upaya untuk melestarikan budaya hidup yang menjtmjung tinggi keseimbangan ,keselarasan dan keharmonisan. “Oleh karena itu, Kodam Jaya dengan segenap jajarannya harus dapat tampil sebagai benteng terdepan yang mampu menepis merasuknya gaya, sikap dan pandangan hidup yang akan mengguncangkan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,”kata  Hartono. Seusai upacara resmi, sejumlah artis seperti Sandy Nayoan, Cut Keke, Doyok, Mbok Bariah, Dedi Sutomo didukung ratusan pelajar dan remaja menggelar atraksi yang menggambarkan seluk-beluk kehidupan metropolitan dengan segala aspeknya termasuk soal GDN, dan peranan Kodam Jaya sebagai aparat keamanan. Atraksi lainya menggambarkan tim Sapu Bersih (Saber) mendemonstrasikan bagaimana menyelamatkan sandera dan menggagalkan perampokan bank, serta memperlihatkan keterampilan pasukan sepeda motor mengejar pelaku kejahatan.

Sumber : KOMPAS ( 29/12/1995 )

___________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 443-445.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.