Presiden: PELAJAR SD HENDAKNYA DIBEKALI KETRAMPILAN

Presiden:

PELAJAR SD HENDAKNYA DIBEKALI KETRAMPILAN

 

 

Presiden Soeharto menganjurkan para guru sekolah dasar (SD), kususnya di daerah pedesaan, agar membekali murid-muridnya pengetahuan dan ketrampilan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka kelak.

“Pengetahuan dan ketrampilan itu dapat diberikan di luar jam pelajaran sekolah”, kata Presiden di peternakan terpadu Tri-S Tapos Bogor, hari Minggu ketika menerima kunjungan 160 guru SD dari propinsi Riau.

Dengan bekal tersebut, Ianjut Presiden, andaikata ada murid yang setelah lulus SD tidak mampu melanjutkan pendidikannya, maka ia sudah memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar dalam suatu hidang misalnya pertanian pangan, perkebunan, petemakan, perikanan, kerajinan tangan dan sebagainya.

Untuk itu, para guru dituntut agar masing-masing meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di satu bidang, misalnya dengan banyak membaca buku-buku pengetahuan praktis. “Sehingga kita mengharapkan suatu SD memiliki guru-guru yang terampil di berbagai bidang,” ujarnya.

Presiden menilai, peranan guru cukup penting di masyarakat pedesaan bukan saja sebagai pendidik tapi juga biasanya menjadi tempat bertanya dan pimpinan non-fonnal di pedesaan.

Seorang guru tentu akan bangga melihat bekas anak didiknya yang tidak bisa melanjutkan sekolah, tapi ternyata menjadi peternak, petambak atau nelayan yang ulung dan berpenghasilan lebih baik.

“Alangkah bahagianya dalam kehidupan Saudara sebagai guru bila demikian, walaupun secara material tidak turut menikmati. Andaikata kepuasan di dunia tidak tercapai. Insya Allah di akherat nanti Saudara dapat menikmatinnya”, demikian Presiden.

Kesadaran Koperasi

Dalam kesempatan itu, Presiden Soeharto meminta kepada guru SD agar sedini mungkin menanamkan kesadaran berkoperasi kepada anak-anak didiknya, sehingga dapat diharapkan mereka kelak menjadi kader kopersi yang baik.

Peranan guru juga diharapkan dalam usaha mengembangkan koperasi di desanya, misalnya dengan menjadi anggota Badan Pembina Kopersi Unit Desa (BPKUU) bersama-sama dengan tokoh masyarakat lain seperti ulama, pamong, dan sebagainnya.

Dalam kunjungannya sekitar tiga jam di Tapos itu, para guru memperoleh penjelasan langsung dari Presiden tentsang usaha peternakan terpadu yang dilakukan di sana mulai dari pengembangan sapi-sapi unggul, pemanfaatan limbah sampai upaya penyilangan kambing/domba impor dengan kambing/domba lokal.

Hadir pada upacara itu Menko Kesra Alamsyah Ratu Perwiranegara, Mendikbud Fuad Hassan, Mendagri Soepardjo Roestam, Menmud Peternakan dan Perikanan Hutasoit dan Gubernur Riau Imam Munandar.

Setelah mendengar uraian dari salah seorang guru SD yang bertugas di daerah terpencil, Presiden menyatakan terharu, namun ia meyakinkan bahwa sambungan tidak kecil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Pengorbanan dan pengabdian Saudara-saudara lebih mulia dan luhur di mata bangsa. Saya menyatakan penghargaan tinggi dan salut terhadap guru yang bersedia bertugas didaerah pedalaman dan terpencil”, demikian Presiden.

Pemerintah katanya memperhatikan nasib guru-guru yang tinggal di pedalaman.

“Dengan demikian, maka pengorbanan seorang guru dapat dirasakan manfaatnya oleh anaknya”, kata Presiden. (RA)

 

Tapos, Bogor, Antara

Sumber : ANTARA (10/02/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 597-598.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.