PRESIDEN RI TERIMA PIMPINAN MITSUBISHI

PRESIDEN RI TERIMA PIMPINAN MITSUBISHI

 

 

Jakarta, Antara

Mitsubishi Heavy Industry dari Jepang berminat menanamkan modal di Indonesia serta meningkatk:an kerjasama dan alih teknologi dengan perusahaan­ perusahaan Indonesia, kata pucuk pimpinan perusahaan tersebut, Y. Lida, hari Selasa di Jakarta.

Setelah melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, pimpinan Mitsubishi Heavy Industri itu mengatakan minatnya untuk menanam modal dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Insinyur listrik itu mengaku tidak asing dengan pembangunan di Indonesia karena sebelum menduduk jabatan tertinggi di perusahaannya ia telah turut bekerja sebagai perancang pada proyek pembangkit listrik tenaga uap di Tanjung Priok, Muara Karang maupun PLTU Suralaya.

Dalam lawatannya ke Indonesia, Lida dijadwalkan menyampaikan hasil-hasil studi kelayakan yang dibuat pihaknya bagi pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang menurut rencana dibangun di sekitar Gunung Muria, Jawa Tengah.

Mitsubishi merupakan salah satu dari beberapa perusahaan raksasa dunia yang diundang pemerintah Indonesia tahun lalu untuk membuat studi tentang PLTN itu. Perusahaan lain termasuk Westinghouse dari Amerika Serikat dan KWU dari Jerman Barat sudah pula membuat studi kelayakan bagi proyek  pertama di Indonesia itu.

Menteri Negara Ristek/Ketua BPPT, B.J. Habibie, yang mendampingi pimpinan Mitsubishi di Bina Graha, menjelaskan kepada wartawan bahwa semua pembangunan PLTN itu akan dilakukan dengan prinsip B.O.T. (build, operation, transfer) yaitu pihak luar negeri membangun, mengoperasikan dan menjual tenaga listriknya kepada Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) untuk sampai investasi perusahaan asing tersebut kembali.

Setelah itu barulah PLTN sepenuhnya dimiliki Indonesia (PLN). “Dengan prinsip itu kita ingin pembangunan PLTN terwujud tapi tidak dengan membebani anggaran negara, anggaran PLN atau meminjam dari luar negeri,” kata Habibie.

Menumt Menteri, investasi  untuk membangkitkan  satu megawatt tenaga listrik dari nuklir sekarang ini rata-rata 1,5juta dolar AS. “Jadi dapat dihitung sendiri berapa investasi yang diperlukan apabila kita ingin membuat PLTN yang berkapasitas 600 sampai 650 MW,” tambahnya.

Lida kepada Presiden Soeharto mengungkapkan minat pihaknya untuk investasi serta meningkatkan kerja sama dengan pihak Indonesia. Presiden Soeharto, ungkap Iida kepada wartawan, menyambut baik minat itu namun ditegaskan bahwa pemerintah Indonesia mengharapkan agar perusahaan Jepang itu segera membuat rencana kerja sama jangka pendek maupun panjang.

Setelah melihat Industri Pesawat Terbang Nusantara di Bandung, Lida menyatakan minat menjalin kerja sama dengan Indonesia dibidang pembuatan komponen-komponen pesawat terbang.

Sejak tahun lalu Mitsubishi Heavy Industry telah memberikan pesanan pekerjaan kepada PT PAL di Surabaya untuk membuat komponen peralatan pembangkit listrik di PLTU Suralaya tahap berikutnya. (LS) T.AOS/1430/ H08

 

 

Sumber: ANTARA (28/04/1987)

 

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 441-442.

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.