PRESIDEN: ROBAH SIKAP YANG KELIRU TENTANG PENDIDIKAN

PRESIDEN: ROBAH SIKAP YANG KELIRU TENTANG PENDIDIKAN [1]

 

Jakarta, Suara Karya

Pesiden Soeharto menyerukan hari Kamis di Surabaya, supaya masyarakat merobah sikap yang keliru mengenai pendidikan di Indonesia. Masyarakat harus mulai menyadari tujuan yang benar dari pendidikan sehingga dengan demikian anak2 tidak dipaksa-paksa untuk memasuki sesuatu sekolah tanpa memperhitungkan kemampuan orang tua dan kemampuan anak2 lebih2 jangan anak memasuki salah satu jenis sekolah atau perguruan tinggi hanya sekedar karena mengira bahwa dengan itu martabat orang tua akan naik, kata Presiden.

Presiden kemarin meresmikan Pusat Latihan Pendidikan Tehnik (PLPT) Kelintang dan Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan Kaliwadon di Surabaya, sekaligus secara simbolik meresmikan 4 buah PLPT lainnya di Ujung Pandang, Bandung, Medan dan Jakarta.

Presiden selanjutnya menandaskan, ijazah sama sekali bukan merupakan tanda “derajat sosial” yang baru dan sekolah2 serta perguruan tinggi sama sekali bukan ditujukan hanya untuk mendidik calon2 pegawai negeri atau mereka yang bekerja di belakang meja dikantor2.

Adanya sikap yang keliru dari masyarakat terhadap hal inilah, kata Presiden yang mengakibatkan derasnya anak2 memasuki Sekolah2 Menengah Umum tanpa menghitung-hitung masa depan. Akibatnya bila mereka tidak dapat meneruskan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, maka mereka sulit mendapatkan lapangan pekerjaan atau pun belum siap berdiri sendiri. Dalam masa pembangunan yang semakin memerlukan ketrampilan dan keahlian di segala tingkatan, dengan sendirinya se-olah2 setiap lapangan pekerjaan tertutup bagi yang bersangkutan kata Kepala Negara.

Presiden dan Ny Tien Soeharto beserta rombongan tiba di Surabaya sekitar jam 10.00 WIB, menggunakan pesawat Boeing 707 milik Pelita Air Service. Penerbangan pesawat itu sendiri, menurut Dirut Pelita Air Service Haryono kepada pers diatas pesawat, adalah merupakan penerbangan perdana di Indonesia sejak pesawat itu didatangkan dari Kanada.

Dilapangan Udara Juanda Presiden disambut oleh Gubernur KDH Jawa Timur Moh. Noer, Pangkowilhan II May. Jen Widodo serta para Muspida Tingkat I Jawa Timur, yang langsung menyertai rombongan menuju Pusat Latihan Pendidikan Tehnik Kelintang Surabaya.

Tidak Seimbang

Lebih lanjut Kepala Negara mengingatkan bahwa pada masa lampau struktur pendidikan kita berjalan tidak seimbang, sehingga sekarang terasa kekurangan­-kekurangan tenaga kerja yang terlatih di bidang teknik dan kejuruan tingkat rendah, menengah dan tinggi. Oleh karena itu mengejar dan mengisi kekurangan – kekurangan itu adalah merupakan tantangan yang harus kita hadapi dan atasi sekarang.

Struktur pendidikan yang pincang ini, kata Kepala Negara, “sumbernya telah berakar pada masa jauh yang telah silam.”

Pada masa lampau itu struktur pendidikan kita tumbuh tidak seimbang yang akibatnya terasa sekarang yakni kurangnya tenaga kerja terlatih di bidang tehnik dan kejuruan berbagai tingkat. Kekurangan itu harus kita kejar terutama karena dalam masa pembangunan yang makin meningkat dan meluas ini hampir segala lapangan disentuh oleh teknologi walaupun pada tingkat permulaan.

Unsur lain yang menghambat lahirnya tenaga-tenaga kerja terlatih kata Kepala Negara “adalah sikap masyarakat”. Sebab sampai kini masih banyak di kalangan orang tua yang merasa “malu” bila anaknya masuk Sekolah Kejuruan, atau merasa “martabat “nya kurang tinggi bila anak-anak mereka tidak masuk Perguruan Tinggi.

Perasaan demikian tidak beralasan dan kemungkinan timbul karena pengertian yang keliru mengenai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan, ditegaskan Presiden, ialah “untuk mengantarkan anak didik, tunas bangsa kita agar kelak menjadi warganegara yang bertanggungjawab dan dapat berdiri sendiri, yang berguna bagi dirinya sendiri dan berguna pula bagi masyarakatnya yang terus membangun.”

Langkah

Pembukaan Pusat Latihan Pendidikan Teknik di Surabaya kemarin itu dan sekolah-sekolah Teknologi Pembangunan di berbagai tempat disebutkan Kepala Negara sebagai “sebagian dari wujud pembahaman sistim pendidikan”.

Kepala Negara mengharapkan pula agar dari pusat-pusat Latihan tersebut dihasilkan tenaga-tenaga terlatih dibidang teknik, sebab, teknologi adalah motor yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi negara melalui peningkatan produktivitas masyarakat. Kemajuan teknologi itu sendiri membuka kemungkinan-kemungkinan baru untuk memperpendek, mempercepat dan mempermudah proses produksi.

Hati-hati

Dalam pada itu Kepala Negara menyerukan untuk tetap berhati-hati dalam mengetrapkan teknologi, lebih-lebih kita tidak boleh meniru begitu saja apa yang telah dilakukan oleh negara-negara yang sudah maju, penggunaan mesin-mesin untuk mengganti tenaga manusia dianggap sebagai jawaban yang tepat.

Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia keadaannya adalah sebaliknya. Masalah lapangan kerja dan pengangguran justru merupakan persoalan yang sangat besar, sehingga penggunaan teknologi yang semata-mata bermaksud menghemat tenaga manusia untuk tingkat pembangunan dewasa ini, “bukan saja tidak mendorong pembangunan malahan dapat mengakibatkan timbulnya keadaan yang bahkan menghambat pembangunan ekonomi masyarakat.”

Untuk Indonesia, teknologi yang terutama kita butuhkan adalah teknologi yang dapat menciptakan teknik-teknik produksi di mana efisiensi dan penggunaan tenaga kerja berada dalam perimbangan yang seoptimal mungkin.

Pembaharuan Sistim Pendidikan

Tentang pembaharuan sistim pendidikan yang sedang kita jalankan, dikatakan Presiden, tujuannya ialah membangun manusia pembangunan. Untuk itu setiap anak akan dibekali dengan pengetahuan dan juga ketrampilan.

Dengan demikian, kata Presiden, sekiranya seseorang tidak dapat melanjutkan ke tingkat2 pendidikan yang lebih tinggi, ia akan telah dibekali dengan kesanggupan untuk berdiri sendiri dan ikut membangun masyarakatnya.

“Kita harus bergerak dan memang sedang bergerak ke arah suatu sistim pendidikan nasional yang dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, yang mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia”. Demikian Presiden tentang arah sistim pendidikan nasional.

Dalam pada itu, Menteri P dan K Sjarif Thajeb, dalam laporannya, yang dibacakan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dr. Santoso disebutkan bahwa kebijaksanaan pembaharuan pendidikan diarahkan agar secara bertahap dapat ditingkatkan perataan kesempatan belajar, mutu pendidikan, kesesuaiannya dengan keperluan pembangunan, dimana penyelenggaraan pendidikan dan efektifitas sistim penyampaian.

Adapun dalam meningkatkan pembangunan pendidikan telah dilakukan usaha penelitian dan pengembangan meliputi dimensi-dimensi pendidikan seperti kurikulum, tenaga guru, murid, prasarana dan sarana, tatalaksana pendidikan, partisipasi masyarakat dan pembiayaan.

Dalam kerangka itu sedang berlangsung kini 8 proyek Perintis Sekolah Pembangunan di 8 IKIP, dan juga telah berdiri 8 Proyek Perintis STM Pembangunan. Demikian antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Meninjau

Selesai peresmian, Presiden dan Ny. Tien Soeharto disertai Menteri Nakertranskop Subroto dan rombongan lainnya mengadakan peninjauan ke ruangan2 praktek, terus ke ruangan dimana para siswa sedang mengerjakan tehnik pertukangan kayu bangunan, ke ruangan praktek tehnik mesin dan industri.

Presiden merasakan puas dan bangga, melihat kemajuan2 yang dapat dicapai dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan tehnik, disamping melihat ketekunan para siswa yang benar2 dapat memanfaatkan segala fasilitas dan kesempatan yang ada.

Resmikan Galangan Kapal

Dari STM Kaliwaron, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Angkatan Laut, dimana Presiden akan meresmikan pemakaian Galangan Kapal terbesar dengan kekuatan 20.000 ton.

Di Galangan Kapal di Ujung, Presiden disambut oleh KSAL Laksamana TNI R.S. Subiyakto beserta perwira2 tinggi AL lainnya. Acara tak berlangsung lama, hanya peresmian dengan menekan tombol, dan berbunyilah sirene yang dipasang di depan Galangan tersebut, Presiden kemudian meninjau sekitar galangan, sedang digalangannya saat itu diapungkan KM Djatibrono.

Dari peresmian Galangan Kapal, rombongan menuju lapangan sepak bola pasiran dimana telah menunggu tiga buah helikopter yang akan membawa Presiden untuk meninjau tempat2 yang terkena banjir di daerah2 Gresik, Lamongan, Babat dan Jombang. Peninjauan hanya dilakukan dari udara. Setelah kira2 satu jam berputar2 diatas daerah2 tersebut, Presiden dan Ny. Tien Suharto yang disertai oleh Mennakertranskop, serta beberapa staf, mendarat di alun2 Jombang.

Jenguk Kyai

Presiden menyempatkan diri untuk menjenguk seorang kyai yang dianggap tertua didaerah tersebut, serta menanyakan tentang keadaan kesehatannya, kyai itu bernama Bisri.

Di Jombang, Presiden telah pula meresmikan sebuah Sekolah Pengembangan Sosial Remaja yang sebahagian besar melakukan pendidikan2 keterampilan remaja, seperti menjahit, pertukangan, dan keterampilan2 lain.

Dari Jombang, dengan menggunakan mobil, Presiden dan rombongan menuju ke daerah Tejo, meninjau Perkembangan BUUD/KUD setempat. Dalam salah satu peninjauannya ke sebuah mesin diesel (Generator) kecil yang terdapat di BUUD itu, Kepala BUUD setempat menceritakan kepada Presiden, bahwa dengan generator itulah mereka bekerja siang dan malam untuk bisa menghasilkan hasil yang telah ditetapkan oleh bupati. Kemudian, Kepala BUUD itu juga memperlihatkan kepada Presiden sebuah bangunan yang tak lain adalah bangunan kamar mandi dan WC.

Di depan we itu Kepala BUUD mengatakan, bangunan itu adalah untuk memenuhi anjuran agar disetiap BUUD/KUD dilengkapi dengan kamar mandi dan wc yang dimaksudkan untuk melatih dan mendidik masyarakat dalam meningkatkan kesehatan. Karena selama ini, dikatakan masyarakat sering membuang hajat disembarang tempat, disawah atau dikali.

Presiden menganjurkan kepada pengurus2 BUUD/KUD setempat, apabila kekurangan biaya mengenai perkembangan BUUD/KUD, agar dapat mengajukan kepada pemerintah melalui prosedur yaitu kepada Gubernur.

Dari Desa Tejo, rombongan kembali ke Jombang untuk kemudian dengan Helikopter kembali ke Lapangan Udara Juanda.

Jam, 16.30 WIB, rombongan kembali bertolak ke Jakarta dengan menumpang pesawat yang sama, dan tiba di Lanuma Halim Perdanakusuma pada jam 17.35 WID. Di Lanuma Halim, Presiden tampak disambut oleh Wakil Presiden Hamengku Buwono IX, Gubernur KDKI Jaya H. Ali Sadikin, Pangdam V Jaya. (DTS)

Sumber: SUARA KARYA (23/05/1975)

 

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 797-801.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.