PRESIDEN: SEGERA TANGANI DESAS DESUS PERACUNAN MAKANAN

PRESIDEN: SEGERA TANGANI DESAS DESUS PERACUNAN MAKANAN

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto telah memerintahkan para pejabat dari berbagai departemen dan instansi Pemerintah untuk segera menangani desas-desus tentang peracunan makanan, karena jika terus dibiarkan bisa mengakibatkan kegelisahan pada masyarakat.

Perintah Kepala Negara itu dijelaskan Mensesneg Moerdiono kepada wartawan di Jakarta, Rabu ketika dimintai tanggapannya tentang semakin banyaknya desas­desus yang beredar di kalangan masyarakat tentang usaha meracuni berbagai jenis makanan.

Selama beberapa hari terakhir ini, beredar desas-desus tentang usaha segelintir orang untuk meracuni sumur, air PAM, dan makanan bakso, kata Moerdiono.

“Desas-desus ini bisa mengganggu pembangunan,” katanya.

“Presiden Soeharto telah memberikan instruksi agar masalah ini, termasuk penanggulangan desas-desus itu, ditangani oleh departemen dan aparatur yang bertanggungjawab dan bertugas di bidang itu, agar ketenangan di kalangan masyarakat dapat dipulihkan,” katanya.

Ia mengatakan, desas-desus yang tersebar di kalangan masyarakat akhir-akhir ini bisa mengakibatkan timbulnya kerugian misalnya sejumlah anggota masyarakat kehilangan mata pencahariannya akibat dagangannya tidak dibeli konsumen.

“Beberapa korban sebagai akibat desas-desus yang amat tidak bertanggung jawab itu telah jatuh. Ada beberapa orang yang karena dicurigai telah menjadi korban kemarahan masyarakat,” katanya.

Seorang wanita misalnya dipukuli karena dicurigai menyebarkan racun, tambahnya. Ketika menguraikan latar belakang instruksi Kepala Negara itu, Mensesneg mengatakan, kejadian ini diawali dengan digunakannya bahan yang tidak seharusnya pada pembuatan biskuit. Sejumlah pabrik memakai sodium nitrit yang sebenarnya merupakan bahan pengawet.

“Tercampurnya bahan-bahan lain ke dalam bahan makanan ini sepanjang penelitian yang dilakukan departemen-departemen dan instansi-instansi yang bersangkutan semata-mata karena kelalaian,” kata Mensesneg.

Namun kemudian, kata Moerdiono, kenyataan yang memprihatinkan itu telah dimanfaatkan secara sangat tidak bertanggungjawab oleh pihak tertentu dengan menyebarkan desas-desus tentang rokok beracun, sumur beracun dan lain sebagainya.

“Isu ini tentu dapat berkembang lebih luas. Bapak Presiden sangat prihatin, lebih­ lebih apabila desas-desus itu terkena pada kalangan masyarakat luas, misalnya penjual baso yang kemudian kehilangan mata pencahariannya atau setidak-tidaknya dalam beberapa hari mengalami kesulitan,” katanya.

Karena itu, Pemerintah, kata Moerdiono, mengharapkan masyarakat agar bersikap waspada terhadap semua desa-desus yang sangat tidak bertanggung jawab, apalagi sudah ada korban yang jatuh.

Pemerintah mengharapkan desas-desus itu tidak akan mengakibatkan kegelisahan pada masyarakat, serta timbulnya kecurigaan di antara berbagai kelompok masyarakat.

 

 

Sumber : ANTARA (25/10/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 655-656.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.