PRESIDEN SOEHARTO BAHAN GBHN 88 TIM SEMBILAN

PRESIDEN SOEHARTO BAHAN GBHN 88 TIM SEMBILAN

 

Presiden Soeharto secara garis besar menerima bahan-bahan GBHN 1988 yang dihimpun dan disusun oleh Tim Sembilan berdasarkan masukan dari masyarakat luas.

Ketua Tim Sembilan Drs. Moerdiono selesai melapor kepada Presiden di Bina Graha Jakarta hari Sabtu menjelaskan kepada wartawan bahwa bahan tersebut akan diserahkan kepada MPR oleh Kepala Negara pada tanggal 1 Oktober 1987 untuk dijadikan pertimbangan bagi MPR dalam meyusun GBHN 1988.

Tim Sembilan ditugaskan Presiden menghimpun bahan itu sejak sekitar empat bulan lalu.

“Tentang materinya, pada garis besarnya Presiden menerima apa yang kami laporkan, yang tentu saja akan diteliti kembali,” kata Moerdiono.

Moerdino menambahkan bahwa dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Sembilan menggunakan kerangka berpikir bahwa Repelita V merupakan kelanjutan, peningkatan dan bahkan bila perlu pembaharuan Repelita IV. Kecuali itu, Repelita V sebagai bagian penutup pembangunan jangka panjang 25 tahun pertama sekaligus diharapkan menjadi ancang-ancang untuk persiapan memasuki pembangunan jangka panjang 25 tahun kedua.

Kerangka berpikir lainnya, tim melaksanakan tugas dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikembangkan, juga keterbatasan yang dapat menjadi kendala pada Repelita V.

“Dengan kata lain, kami berpikir realistis dengan memperhatikan idealisme, di samping memperhitungkan perkembangan regional dan internasional,” tandas Moerdiono.

Anggota Tim Sembilan Mahmud Subarkah kepada wartawan menambahkan bahwa bahan-bahan tentang GBHN yang disusun tim semula disiapkan oleh Dewan Pertahanan Keamanan Nasional (Wanhankamnas).

“Bahan-bahan itu kita peroleh berdasarkan masukan dari masyarakat luas, bukan kita kumpulkan dari satu kelompok masyarakat saja,” tegasnya.

Menurutnya, proses pengumpulan bahan berlangsung sejak awal 1985, melibatkan segenap kelompok masyarakat termasuk para cendikiawan dan para pimpinan ormas, parpol, di samping menggunakan hasil masukan kuesioner yang disebarkan MPR.

“Jadi apa yang dikerjakan Tim Sembilan dan MPR nanti sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran sangat lama dengan menampung semua aspirasi yang dapat ditangkap dari masyarakat kita,” katanya.

Subarkah yang juga menjabat sebagai Sekjen Wanhankamnas menjelaskan bahwa materi bahan-bahan meliputi pikiran-pikiran yang konseptual maupun yang operasional.

Kecuali Subarkah, Tim Sembilan beranggotakan Cosmas Batubara, Ginanjar Kartasasmita, Astrid Sutanto, GH. Mantik, Suryanto. Dr. A. Mooy dan Letjen TNI Sugiarto. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (12/09/1987)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 235-236.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.