PRESIDEN SOEHARTO BUKA MUKTAMAR MUHAMADIYAH

PRESIDEN SOEHARTO BUKA MUKTAMAR MUHAMADIYAH

Presiden Soeharto dengan didampingi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, AR. Fachruddin dan Gubernur Jawa Tengah, Ismail, di Setadion Sriwedari Solo hari Sabtu membuka muktamar Muhammadiyah ke-41.

Pembukaan muktamar yang dihadiri sekitar 4.000 orang utusan baik Pemuda Muhammadiyah, Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan undangan lainnya, berjalan khidmat, ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Kepala Negara.

Dalam sambutannya Ketua PP Muhammadiyah, AR. Fachruddin mengatakan, usia Muhammadiyah kini sudah mencapai 75 tahun dan Muhammadiyah berjalan dengan kegiatan dakwah Islam serta berkecimpung di dunia pendidikan dan sosial yang meringankan penderitaan rakyat.

Di bidang dakwah, menyebarkan dan mengamalkan ajaran Islam dari sumber yang asli yaitu AI Qur’an dan Hadist. Sedang di bidang sosial mendirikan usaha-usaha kemanusiaan antara lain pendidikan yang memadukan ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama.

Tujuan muktamar Muhammadiyah ke-41 di Solo ini adalah untuk menyesuaikan anggaran dasar Muhammadiyah dengan Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan serta pemilihan kepengurusan Muhammadiyah periode mendatang.

Gubernur Jawa Tengah, Ismail, mengatakan, Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan yang bernafaskan Islam dituntut untuk lebih berperan aktif dalam menunjang pembangunan nasional.

Muhammadiyah kini tampak memberikan andil besar dalam pelaksanaan pembangunan, khususnya di bidang pendidikan dan sosial serta pembangunan manusia seutuhnya melalui dakwah-dakwahnya yang sesuai dengan dasar Pancasila dan UUD 1945.

Ia berharap, muktamar Muhammadiyah ini bisa menghasilkan rumusan­-rumusan yang menciptakan terwujudnya pelaksanaan pembangunan secara utuh serta menghasilkan kepengurusan yang berjiwa patriotik berdasarkan Pancasila.

Dalam pembukaan muktamar Muhammadiyah ini nampak hadir Menteri Agama, Munawir Sjadzali, Ketua DPR/MPR, Amirmachmud, dan para tamu Duta besar berbagai negara, antara lain : Turki, Malaysia, Philipina, Singapura, Brunei Darussalam, Jerman Barat, Canada, Iran, Irak, Jepang, Al jazair dan Bangladesh.

Khusus untuk negara Singapura dan Malaysia mengirim utusan dari Muhamnadiyah setempat sebanyak 35 orang, di samping juga utusan khusus dari pimpinan Universitas AI-Azhar di Kairo (sebagai peninjau).

Dari panitia muktamar diperoleh keterangan, sesaat sebelum muktamar dibuka, masyarakat Muslim dari Korea mengirimkan ucapan selamat bermuktamar melalui hubungan telpon internasional.

2.000 Pesilat Kecil

Pembukaan muktamar Muhammadiyah di Solo dimeriahkan peragaan seni bela diri dari anak-anak sekolah dasar, SLTP, sebanyak 2.000 orang anak, yang menggambarkan keperkasaan semangat dan jiwa Muhammadiyah dalam berpartisipasi aktif menunjang pembangunan.

Selain itu juga anak-anak SD Muhammadiyah Solo memperagakan konfigurasi yang mengucapkan selamat bermuktamar semoga sukses, “Amar ma’ruf nahi munkar” dan slogan yang terpampang di seputar stadion Sriwedari Solo Muhammadiyah meningkatkan akhlaq dan pengabdian dalam membangun bangsa, negara dan agama”.

Kecuali dihadiri peserta muktamar seluruh Indonesia, juga sekitar 50.000 orang sebagai penggembira partisipan muktamar hadir memadati stadion tersebut, kendati stadion itu hanya berkapasitas 12.000 orang, namun para penggembira cukup puas mengikuti jalannya pembukaan dari luar stadion dengan menikmati siaran TV lokal.

Muktamar melibatkan ratusan pasukan keamanan dari Polri, dan ABRI lainnya berjaga sangat ketat, mengingat daya tampung stadion hanya 12.000 orang.

Para wartawan yang meliput jalannya pembukaan, menemui kesulitan masuk, tetapi dengan kebijaksanaan dari petugas akhirnya setiap wartawan yang sudah mempunyai tanda khusus diperbolehkan masuk, kendati tidak dapat leluasa bergerak di stadion tersebut.

Muktamar akan dimulai dengan sidang-sidang pleno baik dari Muhammadiyah, Pemuda Muhammadivah, Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Sabtu petang (7/12), sampai 11 Desember 1985. (RA)

 

 

Solo, Antara

Sumber : ANTARA (8/12/1985)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 243-245.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.