PRESIDEN SOEHARTO DAN DIRJEN UNESCO BICARAKAN PERAWATAN BOROBUDUR

PRESIDEN SOEHARTO DAN DIRJEN UNESCO BICARAKAN PERAWATAN BOROBUDUR

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto dan Dirjen UNESCO, Federico Mayor Zaragoza, hari Senin membicarakan upaya-upaya meningkatkan perawatan Candi borobudur yang pada tahun 1984 selesai dipugar secara besar-besaran dengan bantuan dana dari badan PBB tersebut.

“Masalah perawatan itu dianggap sangat penting, sebab ada kemungkinan UNESCO menggolongkan Candi Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hassan pada wartawan setelah ia mengantar Mayor Zaragoza dalam kunjungan kehormatan kepada Presiden di Istana Merdeka Jakarta, Senin pagi.

Dalam pembicaraan lebih dari setengah jam itu, Mayor Zaragoza juga menyatakan penghargaan tinggi kepada Presiden yang sudah mencanangkan berlakunya Dasawarsa Kebudayaan dalam priode 1988/1998, selaras dengan salah satu program PBB.

Mayor Zaragoza yang menjabat Dirjen UNESCO tahun lalu, sedang berada di Indonesia untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat Indonesia yang bidangnya diliput oleh program UNESCO. Ia juga akan membuka Simposium Asia tentang Tumbuhan-tumbuhan Obat, yang akan berlangsung di Jakarta.

Fuad Hassan mengungkapkan, ia telah mengadakan pembicaraaan dengan Dirjen UNESCO mengenai bidang-bidang yang mendapat bantuan dari badan tersebut, yang jumlahnya sekitar 40 proyek, termasuk pemeliharaan benda-benda bersejarah.

Selain itu menurut Fuad Hassan, ia juga akan membicarakan kemungkinan bantuan UNESCO bagi Sistem Belajar Jarak Jauh yang akan diadakan di Indonesia. “Program ini sangat diperlukan bagi negara yang sangat luas seperti Indonesia,” kata Mendikbud.

“Juga dibicarakan bantuan UNESCO untuk menunjang upaya pemberantasan buta aksara di Indonesia yang diharapkan sudah tuntas sebelum tahun 2000,” tambahnya.

Atas pertanyaan wartawan, Fuad Hassan mengungkapkan bahwa di Indonesia sekarang masih tersisa kurang lebih delapan juta orang yang buta aksara, berusia antara tujuh sampai 44 tahun. Pemerintah mengharapkan pemberantasan buta huruf atas mereka akan selesai dalam lima tahun mendatang.

“Kalau dalam Repelita V masalah itu bisa diselesaikan, kita bisa melanjutkan ke usaha pemberantasan buta pendidikan dasar dan buta Bahasa Indonesia,” ujar Menteri.

Dalam lawatannya di Indonesia, Dirjen UNESCO mengunjungi beberapa pusat penelitian dan peninggalan bersejarah. Ia, kata Fuad Hassan, sangat kagum pada koleksi tanaman yang ada di Kebun Raya Bogor.

“Dirjen UNESCO secara spontan memberikan bantuan senilai 30.000 dolar AS bagi pengembangan Biotrop di Indonesia,” sambung Fuad.

Menurut rencana, Mayor Zaragoza juga akan mengadakan pertemuan dengan para menteri lain, termasuk Menristek BJ Habibie.

 

 

Sumber : ANTARA(23/01/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 750-751.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.