PRESIDEN SOEHARTO DI DEPAN MASYARAKAT INDONESIA DI SPANYOL

PRESIDEN SOEHARTO DI DEPAN MASYARAKAT INDONESIA DI SPANYOL

Presiden Soeharto mengatakan, keputusan-keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan datang sangat penting karena akan ada suatu perobahan atau keputusan yang sangat prinsipil.

Presiden mengatakan hal itu dalam wejangannya di depan masyarakat Indonesia di Madrid Jumat malam sebagai bagian dari acara kunjungannya di Spanyol yang berlangsung sejak Kamis lalu hingga Minggu.

Presiden mengatakan, sidang umum 1 Maret 1983 akan menentukan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk lima tahun mendatang yang merupakan kelanjutan dari GBHN sebelumnya.

Kalau dalam GBHN sekarang ini terutama dalam pola umum pembangunan jangka panjang dinyatakan bahwa masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila landasannya ialah mengembangan industri yang didukung oleh pertanian yang kuat dan akan dicapai setelah dilakukan lima sampai enam Repelita, kata Kepala Negara.

Dalam Repelita empat yang akan datang ini betul-betul tercapai kerangka landasan masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila itu, sehingga Repelita lima tidak lagi memantapkan kerangkanya dan pada Repelita keenam Indonesia dapat tinggal landas untuk mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila itu.

Sekarang ini, kata Presiden, selalu ditanyakan mana wujud masyarakat adil makmur yang berdasarkan Pancasila itu. Dalam GBHN ditentukan bahwa landasannya saja baru bisa dicapai setelah lima sampai enam Repelita.

"Kita harus benar-benar berusaha dan harus bekerja keras, ulet kalau perlu mengorbankan apa saja yang diperlukan untuk menyukseskan tahapan tahapan parjuangan dan pembangunan kita," kata Presiden.

Dalam sambutannya tanpa teks di depan masyarakat Indonesia di Madrid yang berlangsung pada pukul 20.00 waktu setempat (pukul 02.00 WIB) itu, Presiden mengharapkan masyarakat Indonesia seluruhnya agar tidak ketinggalan, bersedia bekerja keras untuk menghadapi seluruh tantangan dengan penuh ketabahan, keuletan dan kalau perlu berkorban untuk mencapai cita-cita yang masih jauh itu.

Dengan ketekunan seluruh rakyat Indonesia itu, maka akhirnya nanti secara tahap demi tahap kita akan mendekati dan sampai pada masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila.

Itu tidak tergantung pada Dubes, Menteri dan saya, tetapi oleh seluruh rakyat Indonesia, kata Presiden.

Kerja Sama

Pada awal sambutannya Presiden menjelaskan maksud kunjungannya ke Spanyol sebagai kunjungan balasan kenegaraan dan untuk meningkatkan kerja sama.

Presiden mengemukakan adanya proyek-proyek kerja sama antara Indonesia dan Spanyol antara lain proyek kilang minyak hydrocracker, Casa Nurtanio, pabrik semen, pembangunan hotel di Nusa Dua Bali, proyek baja di Cilegon yang kesemuanya itu menelan investasi lebih kurang dua miliar dollar AS lebih.

Proyek hydrocracker di Dumai investasinya lebih kurang 1,2 miliar dollar AS, proyek baja lebih kurang 800 juta dollar AS dan pabrik semen lebih kurang 350 juta, dollar AS investasinya.

Proyek-proyek ini nantinya akan bermanfaat bagi kepentingan bangsa Indonesia. Proyek hidrocracker penting untuk mencukupi kebutuhan minyak kerosen dan solar, demikian pula proyek baja tipis penting untuk industri kendaraan bermotor, kata Presiden.

Mengenai pabrik Casa yang bekerja sama dengan Nurtanio bukan hanya untuk memproduksi pesawat untuk kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk negara-negara di Asia termasuk Asia Tenggara, kata Kepala Negara.

Nurtanio jika dibanding dengan Casa memang masih kalah dalam usia. Nurtanio baru berumur enam tahun dan Casa sudah lebih kurang 60 tahun. Tetapi Nurtanio kini telah mempekerjakan 7.000 pekerja sedangkan Casa lebih kurang 8.980 pekerja.

Nurtanio kini sudah bisa membuat komponen-komponen untuk helikopter Bolkow, Puma dan nanti komponen helikopter jenis Bell dan Sjorsky juga akan dibuat, sekarang ini, sedang diadakan penelitian.

Bahkan, kata Presiden, dengan kemungkinan-kemungkinan perkembangan Nurtanio ini di masa depan diperkirakan akan mempekerjakan sekitar 15-20.000 tenaga kerja.

Proyek pariwisata yang dilakukan dengan kerja sama antara swasta Spanyol dan swasta Indonesia di Nusa Dua, Bali. Presiden Soeharto mengatakan industri pariwisata perlu dikembangkan untuk meningkatkan ekspor non minyak.

Usaha untuk memperoleh devisa mutlak diperlukan bagi Indonesia guna mempercepat pembangunan, katanya menegaskan.

Presiden Soeharto sebelum mengadakan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Madrid, Jum’ at sore melihat model penyulingan minyak hydrocracker di kota itu. Model penyulingan itu dalam bentuk maket.

Ke Granada

Sebelum meninggalkan Madrid nenuju Granada Sabtu pagi, Presiden menyaksikan pula museum El Prado di Madrid di mana terdapat berbagai koleksi lukisan raja-raja Spanyol yang indah dan mahal nilainya.

Sebelum menuju pelabuhan udara Barajas, Presiden berpamitan kepada Raja dan Ratu Spanyol di Istana Zarzuella untuk kemudian dilepas dalam suatu upacara kenegaraan oleh Raja dan Ratu Spanyol di pelabuhan udara Barajas yang dijaga ketat.

Dalam kunjungannya ke Granada Sabtu siang, Presiden meninjau bangunan­bangunan indah bekas peninggalan raja-raja Arab yang pernah menduduki daerah ini lebih kurang 781 tahun lalu.

Museum Alhambra juga ditinjau di mana kafilah Arab pernah menggunakan tempat itu sebagai tempat pemerintahan. Dalam kunjungan di Granada yang terletak di bukit menghadapi pantai laut, Presiden juga akan menyaksikan kesenian yang terkenal sampai ke seluruh dunia ialah tari-tarian Flamenco.

Menurut rencana, Presiden bermalam satu malam di Granada dan Minggu pagi meneru.skan kunjungan muhibahnya ke Amerika Serikat. (RA)

Madrid, Antara

Sumber : ANTARA (09/10/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 850-853.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.