PRESIDEN SOEHARTO: KITA WAJIB BERUSAHA MEMBENTUK WAJAH ASIA TENGGARA YANG BARU

PRESIDEN SOEHARTO:

KITA WAJIB BERUSAHA MEMBENTUK WAJAH ASIA TENGGARA YANG BARU [1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto menegaskan, dalam jangka panjang kita wajib berusaha membentuk Asia Tenggara yang berwajah baru, Asia Tenggara yang mengenal, percaya dan bertanggungjawab kepada dirinya sendiri.

Wajah Asia Tenggara yang barn itu bukan untuk membentuk kekuatan baru di dunia tetapi untuk memberi sumbangan kepada perdamaian di dunia dan kemajuan ummat manusia.

Kepala negara menegaskan hal tsb. ketika melantik Duta Besar RI untuk Rumania Letjen Polisi Sukahar dan untuk Kerajaan Muangthai Mayjen Hari Suhud di Istana Negara, hari Sabtu.

Presiden menegaskan, perdamaian dunia adalah tujuan politik luar negeri Indonesia, dimana yang kita cita2kan adalah perdamaian sejati yang hanya terwujud dalam tata pergaulan antar bangsa yang saling hormat menghormati dan bantu membantu.

Berulang kali, kata Presiden, kita sudah menegaskan, bahwa Indonesia ingin mengembangkan hubungan bersahabat dan bekerjasama dengan semua negara terutama negara2 tetangga.

Politik bertetangga baik itu harus dikembangkan secara positif dan dinamis. Artinya bukan hanya tidak mengutik atau tidak mencampuri urusan dalam negeri orang lain, melainkan harus dikembangkan saling pengertian kerjasama dan bantu membantu yang saling menguntungkan.

“Sikap yang demikian mutlak, bukan saja dilihat dari segi kepentingan kita sendiri tetapi juga menjadi kepentingan semua negara dan seluruh umat manusia,” kata Presiden.

Presiden menilai, wujud perdamaian waktu ini tampak makin nyata dari tahun2 sebelumnya, meskipun yang kita lihat itu barulah permulaan dari pertanda2 zaman, namun bagaimanapun juga kita dengan besar hati menyaksikan pertanda perdamaian dan peningkatan2 bangsa2.

Dengan berakhirnya perang Indonesia, menurut Presiden, harus dimanfaatkan oleh semua bangsa di bagian dunia ini untuk menyongsong zaman baru dengan saling pengertian, percaya dan kerjasama

“Hanya dengan jalan itu akan tercipta perdamaian dan stabilitas yang membuka kesempatan bagi pembangunan rakyat masing2 menuju apa yang mereka anggap baik bagi penghidupannya,” kata Presiden.

Ketika menyinggung masalah ASEAN, Presiden menegaskan dengan perhimpunan ini kita berusaha melaksanakan tanggungjawab bersama terhadap stabilitas dan perdamaian di wilayah Asia Tenggara yaitu mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan untuk kemajuan masing2 negara tanpa menghilangkan kepribadian masing2.

Masalah Ketahanan Nasional

Menyinggung masalah ketahanan nasional, Presiden menyatakan usaha mewujudkan ketahanan nasional bukanlah hal baru bagi Indonesia dan hal ini terus­menerus sudah saya canangkan hampir selama sepuluh tahun ini. Juga sangat jelas, ketahanan nasional sama sekali bukan suatu penyusunan kekuatan untuk menghadapi sesuatu bangsa atau kekuatan lain.

“Ketahanan nasional merupakan bahagian yang penting dari usaha kita untuk membangun diri menjadi bangsa yang kokoh, memiliki kepercayaan kepada diri sendiri dan sanggup membentuk masa depannya sendiri,” demikian ditegaskan Presiden.

Dengan begitu, ketahanan nasional justru dapat memberi kekuatan kepada kita untuk berperan lebih dinamis dalarn usaha bersama semua bangsa guna menciptakan dunia yang damai dan sejahtera.

Presiden menegaskan, terwujudnya perdamaian dunia bukan hanya hak dan tanggung jawab beberapa negara besar saja. Semua negara besar maupun kecil dengan sistim sosial ataupun sistim politik yang dianutnya, mempunyai hak dan tanggung jawab yang sarna terhadap terwujudnya perdamaian dunia itu.

“Bahkan, terwujudnya perdamaian adalah hak umat manusia,” demikian Presiden Soeharto. (DTS)

Sumber: ANTARA (21/06/7195)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 562-564.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.