PRESIDEN SOEHARTO: MASIH TERBUKA KEMUNGKINAN LUAS BAGI BERKEMBANGNYA KERJASAMA INDONESIA-IRAN

PRESIDEN SOEHARTO:

MASIH TERBUKA KEMUNGKINAN LUAS BAGI BERKEMBANGNYA KERJASAMA INDONESIA-IRAN [1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto melihat masih terbukanya kemungkinan2 yang luas bagi berkembangnya kerja sama di bidang politik, ekonomi, perdagangan dan sosial budaya antara Indonesia dan Iran.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Negara dalam pidato balasan pada jamuan santap malam kenegaraan yang diselenggarakan oleh Shah Iran Mohammad Reza Pahlevi dan Shahbanou Farah Diba di Teheran Jum’ at malam, untuk menghormat kedatangannya dan Nyonya Tien Soeharto.

Presiden Soeharto menjelaskan, tujuan utama kedatangannya ke Iran adalah untuk mempererat persaudaraan dan persahabatan antara kedua bangsa.

Presiden mengatakan, apabila sekarang, orang sudah mulai menyatakan betapa perlunya dibangun Orde Ekonomi Internasional Baru, maka itu berarti harus pula adanya keberanian untuk membuat tata hubungan politik dan ekonomi antara bangsa yang baru pula dengan semangat dan tujuan2 baru.

Dalam hubungan ini ditegaskan: “menempatkan semua bangsa duduk sama rendah berdiri sama tinggi dalarn bersama-sama menggalang kemauan dan usaha besar untuk mengatasi masalah2 yang dihadapi oleh manusia dan kemanusiaan”.

Menurut Kepala Negara, suasana ke arah terciptanya tata hubungan politik dan ekonomi yang baru itu memang telah mulai terasa.

Sebagai contoh menyebut detente antara kekuatan2 besar dunia, yang tentu saja diharapkan bukan hanya berupa perdamaian semu diantara mereka, melainkan harus benar2 berarti perdarnaian bagi semua bangsa.

Kalau Harus Disokong Penuh

Presiden menyatakan, berakhirnya perang tiga dasawarsa Indonesia baru2 ini harus merupakan kesempatan baru yang tidak boleh disia-siakan bagi terwujudnya stabilitas dan kemajuan di bagian dunia itu.

“Dan di wilayah ini TimurTengah langkah2 perdamaian yang menjamin penyelesaian yang adil bagi bangsa2 Arab dan penduduk Palestina harus disokong sepenuhnya”.

Dikatakan, apa yang segera tampak oleh kita sebagai satu2nya jalan untuk menjamin keselamatan manusia dan kemanusiaan adalah perdamaian dan pembangunan, bukannya permusuhan dan peperangan.

Presiden dengan gembira menyatakan, dalam banyak hal Iran dan Indonesia berjalan sejajar kearah itu, malahan acapkali erat bergandengan tangan dan bahu membahu.

Tanggapan Positif Dunia Internasional

Dikemukakan, bahwa berbagai gagasan yang telah diprakarsai oleh Shah Iran atau yang didukung olehnya, telah mendapat tanggapan yang positif dari dunia internasional.

“Kita semua sangat mengenal konsepsi ‘wilayah bebas nuklir’ di Timur Tengah, usaha untuk menciptakan “wilayah damai” di kawasan Samudera Hindia yang mengandung kerjasama yang saling bermanfaat bagi kepentingan segenap negara2 pantainya, pemupukan kerjasama ekonomi yang sederajat dan saling menguntungkan bagi kedua golongan negara2 yang sedang membangun dan negara2 maju”.

Di Indonesia, kata Presiden, timbul perhatian yang besar terhadap usaha2 Iran untuk memupuk persahabatan dan kerjasama dengan negara2 sekelilingnya. Usaha yang serupa juga terus berkembang makin kokoh di Asia Tenggara dalam bentuk ASEAN.

Revolusi Putih

Presiden Soeharto memuji “Revolusi Putih” Iran, hingga berhasilnya negara itu membangun negerinya. Dengan kepemimpinan Shah Iran, rakyat negeri ini selama tiga dasawarsa, telah mencapai kemajuan dan kemakmuran yang begitu tinggi.

Kepala Negara menjelaskan, Indonesia selama sepuluh tahun terackhir ini sedang berusaha dan bergerak untuk segera mencapai kemajuan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.

“Sama halnya dengan Iran, Indonesiapun sedang dan terus mengadakan pembaharuan2 kerangka2 sosial dan ekonomi lama menuju masyrakat baru yang modern dengan tetap menjamin keselamatan dan kepribadian sendiri.”

Dalam kesempatan itu Presiden atas nama rakyat Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Shah dan rakyat Iran atas bantuan pinjaman sebesar 200 Juta US dollar.

Lebih dari itu, bantuan pinjaman tersebut kami rasakan sebagai wujud nyata dari rasa persaudaraan dan pengertian Iran kepada Indonesia.

“Saya melihat masih terbukanya kemungkinan2 yang luas bagi berkembangnya kerjasama lain di bidang politik, ekonomi, perdagangan dan sosial budaya antara kedua negara kita,” demikian Presiden Soeharto. (DTS)

Sumber: ANTARA (27/06/1975)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 566-568.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.