PRESIDEN SOEHARTO PADA NUZULUL QUR’AN

PRESIDEN SOEHARTO PADA NUZULUL QUR’AN

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto merasa yakin agama dapat berbuat banyak untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya disiplin dalam kehidupan bersama sebagai bangsa, karena semua agama mengajarkan hidup berdisiplin.

Ia berpendapat, penegakan disiplin nasional dalam kehidupan bangsa Indonesia yang religius sebenarnya mempunyai akar-akar kuat.

”Hal ini merupakan tantangan yang harus dijawab oleh para alim ulama, rohaniwan dan semua pemuka agama bangsa kita,” ujar Kepala Negara dalam sambutannya pada peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa malam.

Peningkatan disiplin nasional disebut oleh Presiden sebagai salah satu usaha yang perlu dilakukan bangsa Indonesia saat ini, karena ia merupakan syarat mutlak agar bangsa ini mampu memasuki proses tinggal landas dalam pembangunan mulai Repelita VI Mendatang.

Peringatan Nuzulul Qur’an tingkat nasional itu biasa dilakukan setiap pertengahan bulan Ramadhan untuk mengingat peristiwa mulai turunnya ayat-ayat suci Al Qur’an dari Allah SWT kepada Nabi Besar Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, lebih dari 14 abad yang lalu.

Hadir pada peringatan di masjid negara itu Wakil Presiden Sudharmono, para pimpinan lembaga tertinggi/tinggi negara, para menteri Kabinet Pembangunan V, sejumlah korps diplomatik dari negara-negara Islam serta ribuan umat Islam Ibukota.

Bagi kaum muslimin Al Qur’an adalah pedoman hidup. Kitab itu diturunkan agar kehidupan manusia memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat nanti. “Kitab suci ini mengandung ajaran-ajaran luhur, yang kalau kita ikuti dengan sepenuh hati akan mengantarkan kita ke kehidupan yang cerah,” kata Presiden.

Ia mengemukakan, ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca, “Iqra”, yang memberi arti agar untuk menikmati kehidupan yang cerah manusia hams memulai dengan peningkatan kecerdasan dan ilmu pengetahuan.

Karena itu Presiden berpendapat, isyarat Al Qur’an tersebut harus dirasakan sebagai dorongan untuk memperbesar sumbangan kaum muslimin Indonesia dalam pembangunan bangsa.

 

Gunakan Waktu

Di bagian lain sambutannya, Presiden mengupas pesan Al Qur’an yang melarang manusia berputus asa terhadap rahmat Tuhan, meskipun bagaimana berat menghadapi kesulitan hidup dan tantangan.

Kitab suci itu juga mengingatkan agar manusia menggunakan waktu sebaik­ baiknya kalau tidak ingin ditimpa kerugian. Waktu terasa berlalu dengan cepat, bila tidak bisa menggunakan dengan tepat maka kita akan makin tertinggal.

“Al Qur’an mengajarkan kepada kita untuk bekerja keras dan ia mengingatkan bahwa tugas kita sebagai manusia tidak akan pernah selesai. Satu pekerjaan akan selalu diikuti oleh pekerjaan lain,” katanya.

Dalam kaitan itu ia mengajak bangsa Indonesia untuk mempertebal kesadaran mengenai tugas, fungsi dan peranan masing-masing dalam membangun bangsa.“Semua hendaknya dilakukan dalam semangat kebersamaan,” ujar Kepala Negara.

Presiden juga mengemukakan bahwa “kemajemukan bangsa Indonesia adalah kodrat yang harus kita syukuri, sesuai dengan ajaran AI Qur’an yang menganjurkan manusia berkenalan satu sama lain serta saling berlomba dalam kebajikan.”

 

 

Sumber : ANTARA(03/05/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 468-469.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.