PRESIDEN SOEHARTO PERINGATKAN

TIDAK PANTAS MENUMPUK & PAMER KEKAYAAN

Qur’an Mengharuskan Kejar Keterbelakangan & Kebodohan ^[1]

Djakarta, Angkat Bersendjata

PRESIDEN Soeharto memperingatkan, bahwa tidak sepantasnja orang menumpuk-numpuk kekajaan sendiri sementara sebagian besar masjarakat lainnja masih hidup didalam keadaan serba kekurangan. Hal ini dikemukakan dalam amanatnja pada peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Istiqlal Selasa tadi malam jang dihadiri sekitar 20.000 ummat Islam, di samping juga para Menteri Kabinet Pembangunan dan pembesar2 negara lainnja.

Mengandung Segi-segi Modern

Dalam awal amanatnya Presiden mengemukakan, bahwa Qur’an mengatur segi2 penting dan pada suatu masjarakat modern sebab didalamnja terkandung ajaran2 yang mengatur hubungan2 yang sangat diperlukan didalam kehidupan kita.

Dengan mendalami isi Qur’an dikatakan akan membangkitkan kesadaran kita mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan masjarakat, hubungan manusia dengan alam semesta, dan hubungan manusia dengan Tuhan Maha Pencipta.

Di samping itu Qur’an juga dengan tegas2 menjatakan persamaan derajat antara sesama ummat manusia karena didalamnja ditunjukkan martabat dan harkat manusia, cinta kasih dan perdamaian diantara semua orang. Lain dari itu Qur’an juga mengharuskan manusia untuk mengejar keterbelakangan dan kebodohan. Padanja juga terdapat isyarat mengenai rahasia dan hukum2 alam serta tuntunan pembangunan masjarakat.

Qur’an mengajarkan pada kita untuk berani jujur dan berani menyatakan jang benar sekalipun pernjataan itu mungkin akan menjulitkan diri sendiri. Kaum Muslimin diwajibkan mendakwahkan Islam, tetapi dilarang menjelek2kan agama lain. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (25/10/1972)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 39.