PRESIDEN SOEHARTO: PERSAINGAN EKONOMI BEBAS JANGAN SALING MEMATIKAN

PRESIDEN SOEHARTO: PERSAINGAN EKONOMI BEBAS JANGAN SALING MEMATIKAN

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto menegaskan kekuatan-kekuatan ekonomi mendapat kesempatan untuk tumbuh kuat dan sehat sehingga bisa membantu ikut mewujudkan pembangunan nasional, tapi mereka tidak akan dibiarkan terjun dalam pertarungan bebas yang dapat saling mematikan .

Penegasan Kepala Negara itu disampaikan di Istana Negara, Senin pagi ketika membuka rapat kerja Departemen Perdagangan yang berlangsung tanggal 25-30 Juli di Jakarta. Raker ini yang diikuti sekitar 150 peserta akan membahas persiapan memasuki Repelita V.

“Kita memang harus meningkatkan efisiensi dan produktifitas di segala bidang, akan tetapi kita tidak membiarkan kekuatan-kekuatan ekonorni nasional terjun dalam pertarungan bebas yang dapat saling mematikan,” kata Presiden.

Kepala Negara mengatakan selama ini kemajuan di berbagai bidang termasuk sektor perdagangan telah dirasakan, tapi di lain pihak disadari pula bahwa masih banyak masalah yang harus dipecahkan.

Karena itulah salah satu semangat dalam GBHN adalah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat untuk bangkit.

“Inilah jiwa dari langkah deregulasi dan debirokrati sasi yang dalam tahun-tahun terakhir ini telah kita laksanakan secara terencana dan terarah. Akan tetapi harus jelas bahwa deregulasi dan debirokratisasi sama sekali bukan liberalisasi,” katanya.

Alasan yang dikemukakan Presiden adalah bahwa secara ideologis telah ditegaskan perekonomian nasional tidak akan meluncur ke arah liberalisme. Hukum­hukum ekonomi nasional memang harus diperhatikan, tapi ditegaskan bahwa situasi tidak akan semata-mata ditentukan oleh kekuatan-kekuatan pasar.

Dalam acara pembukaan raker yang dihadiri pula oleh Menko Ekuin dan Wasbang Radius Prawiro dan Menkeu J.B Sumarlin, kepada semua jajaran Departemen Perdagangan diperintahkan oleh Presiden Soeharto agar melancarkan produksi dalam arti seluas-luasnya, melindungi kegiatan produksi serta menjamin penyebarannya kepada masyarakat.

Dalam kesempatan itu Kepala Negara juga menyinggung telah naiknya nilai ekspor komoditi-komoditi non migas sehingga pada tahun 1987 mampu melampaui nilai ekspor migas.

“Dengan peningkatan ekspor non migas, makin banyak produk pertanian kita memasuki pasaran dunia. Di samping itu, barang-barang hasil industri kita makin hari makin banyak memasuki pasar ekspor. Kebanggaan ini memberikan rasa yakin kepada kita bahwa kita memiliki kemampuan untuk menghasilkan dan memasarkan barang-barang di pasaran dunia,” kata Presiden.

Akan tetapi Kepala Negara mengingatkan semua jajaran Departemen Perdagangan bahwa kegiatan ekspor perlu didukung oleh perdagangan dalam negeri yang berkembang dengan baik.

Jika perdagangan dalam negeri berjalan lancar maka segala keperluan masyarakat dapat tersedia dalam jumlah dan jenis yang diperlukan.

Karena itu, dalam kesempatan ini Presiden minta agar jajaran Depdag menjalin kerjasama erat dengan sesama instansi pemerintah dan juga dunia usaha.

Sementara itu, Mendag Arifin Siregar sebelumnya melaporkan bahwa dalam raker ini akan dievaluasi pelaksanaan sektor perdagangan selama Repelita IV. Dalam raker yang diikuti para pejabat tingkat daerah ini, beberapa menteri bidang ekui akan memberikan pengarahannya.

 

 

Sumber : ANTARA (25/07/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 340-341.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.