PRESIDEN SOEHARTO PRIHATIN TERHADAP PENDERITAAN RAKYAT ENDE

PRESIDEN SOEHARTO PRIHATIN TERHADAP PENDERITAAN RAKYAT ENDE

 

 

Ende, Antara

Presiden dan Ibu Tien Soeharto menyatakan prihatin terhadap segala penderitaan yang tengah dialami sebagian penduduk desa di Kabupaten Ende, Pulau Flores (NTT) akibat terpaan bencana alam tanah longsor dan luapan banjir 6 November lalu di daerah itu.

Bencana alam tanah longsor dan banjir bandang yang, telah menewas kan 60 penduduk kabupaten Ende itu bukan hanya menjadi keprihatinan dan penderitaan rakyat desa setempat saja, tetapi juga merupakan penderitaan yang turut diresahkan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, kata Ny. Ir. Siti Hutami Endang Adiningsih (putri bungsu Presiden Soeharto) di Ende, akhir pekan lalu ketika menyerahkan bantuan uang tunai Rp 100 juta untuk korban bencana alam itu.

Ia menyerahkan bantuan tepat di lokasi bencana alam itu mewakili Presiden dan Ibu Tien Soeharto selaku Pengurus Pusat Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan yang mengeluarkan bantuan bencana alam tersebut.

Pada kesempatan itu ia juga menyerahkan bantuan obat-obatan dari Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan untuk kebutuhan para korban bencana alam setempat.

Bantuan uang tunai itu diserahkan langsung kepada Bupati Ende Drs. Anis Pake Aani, sedangkan bantuan obat-obatan diterima Gubernur NTT dr. Hendrikus Fernandez, disaksikan ratusan penduduk Ende, korban terpaan bencana alam itu.

Putri kepala negara itu pun menyerahkan santunan bagi korban bencana alam kabupaten Bide yang secara sirnbolis diterirna lima warga desa setempat, termasuk diantaranya seorang anak laki-laki usia enam tahun yang menjadi yatim piatu setelah kedua orang tua maupun seluruh saudaranya termakan bencana 6 November.

 

Semangat Kerja

Dengan adanya bantuan itu, ia mengharapkan agar para korban tetap mempunyai semangat kerja guna perbaikan hidup yang lebih baik lagi.

Bantuan ini, ungkap Ibu Tien Soeharto seperti dikutip putri bungsunya itu, “Janganlah dilihat hanya dari sisi jumlahnya saja, tetapi juga ambil nilai yang terkandung di dalamnya karena pada prinsipnya bahwa dana yang diberikan itu atas dasar ketulusan dan keiklasan hati para penyumbang”.

Gubernur NTT dr. Hendrikus Fernandez mengatakan, bencana alam ini menang terjadi di luar perhitungan manusia. Namun, para korban jangan selalu bersikap hanya mau buka tangan untuk menerima bantuan dari luar tanpa upaya kedalam untuk hidup lebih mandiri.

Sekalipun bencana alam ini telah tetjadi dengan menelan puluhan korban jiwa manusia serta ratusan unit bangunan hancur berantakan, jangan sekali-kali ikut mematahkan semangat membangun yang ada. “Sebab, jika sudah demikian, maka harga diri pun akan menjadi kendor hanya karena bencana alam,” kata Gubernur.

Rombongan kemudian melihat langsung beberapa unit bangunan yang rubuh diterjang banjir dan tanah longsor sekaligus menyinggahi rumah peninggalan Bung Karno yang ada tepat di pusat kota Ende.

 

 

Sumber : ANTARA (19/12/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 684-685.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.