PRESIDEN TIBA KEMBALI DI TANAH AIR

PRESIDEN TIBA KEMBALI DI TANAH AIR

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto Rabu sore tiba kembali di tanah air setelah menghadiri KTT Gerakan Non-Blok di Beograd, Yugoslavia, dan mengakhiri kunjungan resminya di Uni Sovyet selama beberapa hari.

Pesawat DC-10 Garuda yang ditumpangi Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan, mendarat dengan mulus di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, tepat pukul 15.00 WIB setelah menempuh penerbangan panjang dari Moskow, Uni Soviet, sejak Selasa malam.

Kedatangan Kepala Negara dan rombongan di bandara disambut oleh Wakil Presiden dan Ny. EN. Sudharmono serta sejumlah menteri dan pejabat tinggi negara lainnya, baik sipil maupun ABRI. Ikut juga menjemput puteri Presiden, Siti Utami Endang Adiningsih beserta suaminya.

Begitu turun dari tangga pesawat dan menginjakkan kakinya kembali di tanah air, Presiden dan lbu Tien Soeharto langsun g menyalami Wapres dan Ny.EN. Sudharmono, Gubernur DKI dan Nyonya Wiyogo Atmodarminto, para Menteri Kabinet Pembangunan V serta para penjemput lainnya.

lkut dalam rombongan Kepala Negara dalam penerbangan dari Moskow itu antara lain Menko Ekuin Radius Prawiro, Menteri Luar Negeri Ali Alatas, Menteri/Sekretaris Negara Moerdiono, Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno serta beberapa anggota DPR-RI.

Presiden Soeharto mengadakan kunjungan ke Uni Sovyet sejak Kamis pekan lalu, suatu kunjungan pertama seorang Presiden RI ke negara tersebut dalam tempo kurang lebih 25 tahun terakhir.

Selama berada di Sovyet, Kepala Negara telah mengunjungi Republik Sovyet Sosialis Uzbekistan, Leningrad dan Moskow. Di Moskow, rangkaian kunjungan Presiden Soeharto itu mencapai puncaknya, ditandai pertemuan dan pembicaraannya dengan Presiden Gorbachev.

Puncak kunjungan resrni itu ditandai pula dengan penandatanganan Dasar-Dasar Hubungan Persahabatan dan Kerjasama lndonesia-Uni Sovyet.

Presiden Soeharto melakukan kunjungan ke Sovyet setelah terlebih dulu menghadiri KTT Gerakan Non-Blok (GNB) di Beograd, Yugoslavia.

Di depan forum KTT itu, Kepala Negara RI menyampaikan pidato yang isinya antara lain mengajak negara-negara sesama anggota GNB untuk memiliki keberanian dan keluwesan sikap dalam menanggapi serta memberi sumbangan kreatif terhadap proses perubahan dan kecenderungan dunia dewasa ini.

Presiden juga mengingatkan bahwa para anggota GNB kini dituntut merumuskan dan mengembangkan berbagai gagasan, strategi serta prakarsa baru yang memungkinkan bagi mereka untuk mempengaruhi arah perkembangan dunia dan proses pengelolaan hubungan internasional secara lebih nyata.

 

 

Sumber : ANTARA (13/09/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 327-328.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.