PRIORITAS PROGRAM KESEHATAN TURUNKAN ANGKA KEMATIAN BAYI
Jakarta, Antara
MENTERI KESEHATAN dr Suwardjono Surjaningrat mengatakan prioritas program kesehatan tahun anggaran 1988/89 tetap pada penurunan angka kematian bayi melalui peningkatakan kesehatan masyarakat di desa-desa yang dipusatkan pada posyandu .
Menkes mengemukakan hal itu kepada wartawan di Jakarta Rabu sehubungan dengan meningkatnya anggaran sektor kesehatan dalam RAPBN 1988/89 sebesar 39,2 persen yang disampaikan Presiden Soeharto dalam sidang paripuma DPR RI hari Selasa.
“Pembangunan kesehatan tahun ini diprioritaskan pada penurunan angka kematian bayi, kata menteri sambil menambahkan, ini lebih ditekankan pada kesehatan masyarakat di posyandu, karena kuncinya di situ.” Dikatakannya, prioritas program yang ditekankan pada penurunan angka kematian bayi melalui posyandu karena 80 persen penduduk Indonesia berada di daerah pedesaan.
Sedangkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang berada di kota-kota besar, diberi kesempatan untuk lebih mandiri yaitu dengan mencari pelayanan sesuai kemampuan sendiri.
Dalam keterangan pemerintah tentang RAPBN disebutkan pula bahwa pengangkatan dokter serta tenaga kesehatan menjadi prioritas dalam kebijaksanaan pemerintah tahun ini.
Dikatakannya tidak benar Indonesia sudah kelebihan dokter.
“Itu tidak benar,” ujarnya sambil menambahkan justru Indonesia masih membutuhkan tenaga kesehatan.
la mengatakan, pemerintah akan menjamin pengangkatan dokter dan paramedic yang jumlahnya disesuaikan dengan perencanaan penempatan.
Selain itu dalarn mendayagunakan dokter gigi Depkes akan menempatkan mereka di Puskesmas.
Anggaran sektor kesehatan untuk tahun 1988/1989 naik dari Rp 122,1 milyar pada tahun 1987/88 menjadi Rp 165,1 milyar yang berarti naik 39,2 persen. Namun menurut menteri masih tetap memprihatinkan.
Mengenai dana bantuan untuk rumah sakit dan puskesmas, menurut Menkes ada juga tapi tahun ini lebih ditekankan pada rehabilitasi.
Tentang rumah sakit yang terbengkalai pembangunannya seperti rumah sakit di Manado telah memperoleh pembiayaan bantuan dari luar negeri yaitu dari Italia.
Dikatakannya, bantuan proyek dan kredit eksport akan diusahakan agar biaya yang diperoleh dari bantuan luar negeri itu dapat dibayarkan dengan rupiah.
Mengakhiri Pelita IV, selain memprioritaskan pada penurunan angka kematian bayi yang kini mencapai 70 per seribu kelahiran, Depkes juga akan meningkatkan kemampuan para pejabat eselon I, II dan III sebagai pelaksana program.
Diharapkannya, pada tahun mendatang rumah sakit swasta akan makin berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
“Jangan hanya menggantungkan diri pada pemerintah,” ujarnya menambahkan tapi untuk beberapa rumah sakit swasta yang mempunyai misi kemanusiaan akan memperoleh bantuan.
Mengenai status dokter yang berada di rumah sakit swasta nantinya akan diatur dalam satu peraturan pemerintah dalam PP yang baru akan dikeluarkan itu status dokter tidak lagi diperbantukan melainkan dipekerjakan.
Sumber : ANTARA (06/01/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 499-500.