PROFIL SUKARTON JAGUNG KABINET PEMBANGUNAN-V

PROFIL SUKARTON JAGUNG KABINET PEMBANGUNAN-V

 

Jakarta, Antara

Jaksa Agung dalam Kabinet Pembangunan V, Sukarton Marmosudjono, SH, yang dilahirkan di Tegal (Jawa Tengah) 3 Oktober 1937 adalah ayah dari lima anak yang punya kegemaran main tenis, voli, berenang serta senang melihat keindahan alam.

Bagi pegawai Sekretariat Negara di Jakarta, tokoh ini tidak asing karena memang karirnya sudah lebih dari 15 tahun dirintis di instansi tersebut, meskipun ia seorang tentara dari Angkatan Laut.

Jabatan terakhirnya adalah Asisten Menteri/Sekretaris Negara urusan hubungan dengan lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara, berarti menduduki eselon I setingkat dengan dirjen apabila di departemen.

Mengapa ia sampai terpilih menjadi Jaksa Agung? Ternyata dalam karirnya, sebelum bertugas di Setneg, ia pemah menjadi jaksa militer (oditur) antara lain ketika bertugas di Komando Daerah Maritim (Kodamar) I di Medan, Sumatera Utara. Pada waktu itu berpangkat kapten.

Namun di samping itu “orang Medan” juga mengenal dia sebagai Dekan Akademi Perdagangan dan Pelayaran (APP) Medan. Di lembaga pendidikan tersebut ia memberikan mata kuliah ilmu hukum Iaut.

ljazah sarjana hukumnya ia raih di Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta tahun 1962 dan dari sana ia langsung masuk Angkatan Laut dengan pangkat awal Letnan Satu.

Anak laki-laki dari pasangan Marmosudjono dan Raminah ini menghabiskan masa kanak-kanaknya di Desa Kaliwungu, Kecamatan Balang pulang, Tegal. Sampai ia lulus SMA Negeri bagian C tahun 1957.

Sukarton beristerikan Sulastri Fardhani, gadis kelahiran Yogya, dan dari perkawinan itu mereka dikaruniai satu anak laki-laki dan empat perempuan.

Berkat kesukaannya bekerja keras, karir dalam tugasnya di Setneg maupun pangkat militemya terus meningkat. Dari letnan satu tahun 1962, ia sudah meraih pangkat mayor tahun 1967. Kini pangkat militernya adalah Laksamana Pertama (bintang satu) TNI-AL.

Laki-laki berkumis dengan berat badan 70 kg dan tinggi 163 cm itu memiliki empat tanda jasa yaitu Satyalancana Kesetiaan, Satyalencana Wira Dharma, Satyalencana Penegak dan Bintang Jasa Pratama.

Kini ia dipercaya oleh Presiden Soeharto memangku jabatan cukup terpandang dalam dunia hukum yakni Jaksa Agung, untuk periode 1988-1993, menggantikan Hari Suharto SH.

Pelantikannya, bersama-sama dengan Gubernur Bank Indonesia yang baru Prof Dr. A. Mooy, akan dilangsungkan di Istana Negara Jakarta tanggal 25 Maret 1988.

 

 

Sumber : ANTARA (22/03/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 588-589.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.