PROGRAM UNDP DI INDONESIA BERJALAN LANCAR

PROGRAM UNDP DI INDONESIA BERJALAN LANCAR

 

 

Jakarta, Antara

Administrator Program Pembangunan PBB (UNDP/United Nations Development Program), William H. Draper III menilai, program-program UNDP dan pelaksanaannya di Indonesia dewasa ini berjalan lancar.

“Penilaian itu didasarkan atas informasi dari perwakilan UNDP di sini,” katanya kepada pers di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, menjelang keberangkatannya ke Bali, Rabu petang.

Dikatakan, Indonesia juga merupakan peserta aktif dalam 127 proyek regional dan telah menyelenggarakan 14 proyek regional yang dibiayai UNDP.

Proyek-proyek yang dibiayai UNDP itu antara lain di bidang perikanan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), latihan penerbangan sipil, teknologi isotop dan radiasi, dan produksi kelapa.

William H. Draper berada di Jakarta untuk menghadiri pertemuan ke-4 Rapat Koordinator Bantuan UNDP di Jakarta dari 13 hingga 15 Maret 1989. Kedatangannya di Jakarta merupakan kunjungan pertama sejak ia menduduki jabatan Administrator UNDP pada 1986.

Dikatakan, dalam pertemuan UNDP itu dibicarakan berbagai hal mengenai dukungan materiil bagi perluasan kerjasama teknik dan ekonomi di kawasan Asia­Pasifik, dengan melaksanakan sejumlah proyek seperti dalam perdagangan, pembangunan sumberdaya manusia, transportasi, komunikasi, kehutanan dan lingkungan.

Menurut Draper, untuk masa lima tahun mendatang, UNDP memberikan bantuan berupa hibah senilai lebih dari 1,4 miliar dolarAS. Selain itu, juga memberikan bantuan untuk proyek-proyek antar-negara di kawasan Asia dan Pasifik senilai 230 juta dolar AS.

Draper juga menjelaskan pertemuannya dengan Presiden Soeharto dan pejabat­pejabat tinggi lainnya di Jakarta. “Kami membicarakan program UNDP saat ini dan kemungkinan bantuan teknik UNDP di masa mendatang,” katanya.

Rapat Koordinasi Bantuan UNDP itu dibuka oleh Wakil Presiden Sudharmono, SH. Dalam pertemuan tersebut Wapres menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada UNDP dan badan-badan PBB lainnya yang sudah memberikan bantuan penting bagi Indonesia.

Pertemuan itu dihadiri para pejabat tinggi dari 30 negara di kawasan Asia dan Pasifik, antara lain dari Afganistan, Bangladesh, Brunai, Thailand, Birma, Hongkong, China, Fiji, India, Vietnam, dan Indonesia.

 

 

Sumber : ANTARA (16/03/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 398-399.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.