PROYEK ASAHAN MERUPAKAN PENDUKUNG TINGGAL LANDAS INDONESIA

PROYEK ASAHAN MERUPAKAN PENDUKUNG TINGGAL LANDAS INDONESIA

 

Presiden Soeharto :

 

Presiden Soeharto Selasa kemarin memanggil sejumlah menteri ke Cendana membicarakan pengamanan Proyek Aluminium Asahan yang dewasa ini telah memasuki tahap komersial.

Para menteri tersebut yakni Menteri Keuangan Radius Prawiro yang mewakili Menko Ekuin Ali Wardhana, Menteri Perdagangan Rachmat Saleh, Menteri Perindustrian Hartarto, Menteri/Ketua Bappenas J.B. Sumarlin, Mensesneg Sudharmono, Menteri Muda UPDN/Ketua BKPM Ginandjar Kartasasmita, Gubernur Bank Indonesia Arifin Siregar, dan Ketua Otorita Proyek Asahan A.R. Suhud.

Presiden memberi petunjuk mengenai perlunya peningkatan koordinasi dalam pengamanan proyek Asahan supaya proyek yang vital ini menjadi salah satu unsur pendukung bagi tinggal landas Indonesia.

Ketua Otorita Proyek Asahan A.R. Suhud selesai pembicaraan mengemukakan, bagi Indonesia proyek Asahan itu bukan sekedar proyek saja tetapi ia harus bisa memberi keuntungan bagi masyarakat. Penyelesaian pembangunan tahap pertama proyek Asahan bukan berarti tugas otorita menjadi selesai, tetapi ia kini harus terus ikut terlibat dalam menumbuhkan industri dalam negeri.

Keadaan itu bukan berarti Indonesia khawatir terhadap partner Jepang yang ikut membangun proyek tersebut. Namun dalam perusahaan patungan yang bagaimana pun, sedikit banyak mungkin saja terjadi pertentangan kepentingan yang perlu dilindungi oleh masing-masing pihak. Hal demikian sudah disadari sejak semula.

Sekarang setelah proyek ini memasuki tahap komersial kita juga berusaha memetik manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Pemanfaatan itu umpamanya berupa penumbuhan industri hilir yang menggunakan aluminium.

Di samping itu juga mengamankan daerah aliran Danau Toba agar tetap lestari dan mampu memberi debit air yang dibutuhkan proyek peleburan aluminium Asahan, kata Suhud.

375.000 Ton Aluminium

Dewasa ini proyek Asahan menghasilkan aluminium sekitar 375.000 ton per tahun. Pembangunan tahap berikutnya akan dilanjutkan sehingga pada tahun 1990 diharap bisa selesai seluruhnya.

Pemasaran aluminium mempunyai prospek yang cerah di masa mendatang karena dunia ketiga yang berkembang akan membutuhkan aluminium. Logam ini kini sudah memasuki bursa pasar di London, yang berarti bisa dijadikan barang spekulasi untuk mengejar keuntungan.

Proyek Asahan telah menghasilkan devisa bagi negara sekitar US$ 450 juta sejak mulai berproduksi tahun 1982, dengan jumlah produksi seluruhnya mencapai 430.000 ton.

Pemasaran aluminium terbesar dari Asahan yakni ke Jepang. Namun proyek tersebut kini juga memasarkan hasilnya ke Inggris. Selain itu proyek ini juga mendapatkan penghasilan dari penjualan listrik kepada PLN yang seluruhnya mencapai Rp 1,1 miliar. (RA)

 

 

Jakarta, Business News

Sumber : BUSINESS NEWS (19/06/1985)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 165-167.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.