Reformasi Pers Kok Tak Terkendali

Ponorogo, 20 Nopember 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

di Jakarta

REFORMASI PERS KOK TAK TERKENDALI [1]

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini saya hendak menyatakan diri bahwa saya setuju adanya refomasi di segala bidang, namun menurut saya yang perlu direformasi adalah hal-hal yang sedang dilaksanakan dan hal-hal yang akan dilaksanakan. Sedangkan hal-hal yang sudah selesai dilaksanakan menurut saya tidak perlu direformasi, sebab itu merupakan bagian daripada sejarah Indonesia, karena tiap orde, baik orde lama maupun orde baru mempunyai sejarah sendiri yang tidak bisa dilupakan oleh bangsa Indonesia dan bangsa Indonesia sudah ikut merasakan hasil­hasilnya selama 32 tahun.

Setelah saya mendengar, membaca, melihat langsung dari orang-­orang yang berkumpul, dari berita radio, dari koran dan majalah serta dari TVRI/swasta bahwa unjuk rasa/demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan penghujatan terhadap pemerintah orde baru oleh tokoh – ­tokoh politik dan oleh mantan – mantan Menteri, menurut saya sudah tidak sesuai lagi dengan sila kedua dari Pancasila. Karena reformasi yang dilaksanakan dengan yang sedang/yang akan dilaksanakan, sehingga merugikan kepentingan umum terbukti:

Pers bebas: Berita yang dimuat adalah berita yang jelek – jelek sehingga ditiru oleh masyarakat yang akhirnya bisa membahayakan persatuan dan kesatuan.

Unjuk rasa/demonstrasi bebas, yang dilakukan dengan cara menghujat, merusak milik orang lain, menjarah dan melawan petugas keamanan, sehingga mengganggu ketertiban umum, yang akhirnya pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan terganggu.

Pers bebas: Orang – orang saling curiga satu sama lain, sehingga rakyat takut berpolitik yang akhirnya timbul pro dan kontra di dalam masyarakat.

Dengan bukti-bukti tersebut di atas, maka saya menyatakan bahwa saya percaya dan yakin pemerintah Orde Baru yang paling baik dari pada pemerintahan sebelumnya maupun pemerintahan yang akan datang.

Saya berani mengatakan demikian karena ada buktinya yaitu:

Percaya, bahwa pemerintah Orde Baru terbukti menjalin persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga bisa melaksanakan pemerintahan, pembangunan kemasyarakatan yang baik selama 32 tahun.

Yakin, bahwa pemerintah orde baru terbukti hasil – hasilnya nyata sudah dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia, meskipun belum merata ke daerah terpencil.

Demikian pula pemerintah Orde Baru mempunyai tatanan baru di bidang: Idiologi dengan P4nya. Politik dengan partai yang dibatasi dan menjadi masyarakat mandiri/aman. Ekonomi dengan tersedianya sumber – sumber pembangunan di sektor negara dan swasta serta koperasi. Sosial budaya dengan kepedulian pemerintah Orba kepada masyarakat lewat bantuan – bantuannya. Hankam dengan keamanan yang tegas, ketahanan nasional menjadi sehat dan dinamis.

Demikian pernyataan saya dan saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggungjawab.

Hormat saya,

Djudiono, SH

Jawa Timur

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 350-351. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.