RI BISA MENGERTI KEINGINAN AUSTRALIA UNTUK LEBIH MANDIRI
Canberra, Antara
Indonesia bisa mengerti keinginan Australia untuk lebih mandiri dalam bidang pertahanannya dengan tidak melupakan sekutu-sekutu historisnya, demikian Pangab Jenderal TNI Try Sutrisno mengatakan Senin malam di Canberra.
“Indonesia bisa mengerti posisi Australia,” kata Try Sutrisno menjawab pertanyaan ANTARA tentang hasil-hasil pembicaraannya dengan Pangab Australia Jenderal Peter Oration pada hari pertama kunjungannya di Australia, Senin.
Dalam pembicaraan itu, kata Pangab, Australia secara terbuka telah menjelaskan kebijaksanaan pertahanannya yang berdasarkan prinsip “mandiri” (self realiance) dan latihan militer gabungan Australia-Amerika Serikat, Kangaroo 89, yang akan dimulai bulan depan.
Amerika Serikat adalah sekutu Australia dalam pakta pertahanan tiga negara, ANZUS. Anggota lainnya adalah Selandia Baru, yang kini tidak aktif karena menolak menerima kapal-kapal bersenjata nuklir.
Di samping itu, Australia adalah peserta pengaturan kerjasama militer lima negara, FPDA (Five Power Defence Arrangement). Peserta lainnya adalah Inggris, Singapura, Malaysia dan Selandia Baru.
Tentang persepsi Australia yang melihat potensi ancaman dari utara, Pangab mengatakan hal itu bisa dimengerti mengingat letak geografis Australia yang berada di selatan dan pengalaman sejarahnya dalam Perang Dunia II, yakni serangan Jepang.
“Utara itu tidak mesti berarti Indonesia, kita jangan mudah tersinggung,” katanya sambil mengingatkan bahwa Gration sendiri sewaktu ke Indonesia tahun lalu menegaskan Indonesia bukan merupakan ancaman bagi Australia.
Apalagi, tambahnya, Presiden Soeharto telah beberapa kali menegaskan bahwa Indonesia tidak akan “ngrayah” (menjarah) negara lain. Tentang sikap Australia terhadap Papua Nugini, Pangab mengatakan hal itu bisa dimengerti, mengingatikatan historis antara keduanya.
Tentang posisi Indonesia, Pangab mengatakan bahwa sebagai negara yang terletak di persimpangan jalan Indonesia melihat ke semua jurusan dan ikut berperan aktif menstabilkan kawasan ini.
Ia menjelaskan, kebijaksanaan pertahanan dan keamanan Indonesia didasarkan pada prinsip ketahanan nasional (national resilience) di segala bidang, politik, ekonomi, sosial-budaya dan militer.
Pangab, Selasa pagi akan menyampaikan penjelasan mengenai pembangunan nasional, kebijaksanaan Hankam dan peranan ABRI dalam pembangunan. Ia menilai pembicaraannya dengan Gration telah berlangsung dalam suasana penuh persahabatan.
Gration sendiri atas pertanyaan mengatakan bahwa konsultasinya dengan Try Sutrisno telah mempererat hubungan kedua angkatan bersenjata dan meningkatan saling pengertian.
Ia mengulangi seruannya bagi peningkatan kerjasama Australia dan Indonesia. Suasana akrab penuh persahabatan antara kedua pimpinan angkatan bersenjata itu terlihat antara lain dengan sering terdengamya gelak tawa yang sampai di luar ruang pertemuan, demikian wartawan ANTARA Parni Hadi melaporkan.
Sumber : ANTARA (10/07/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 257-258.