RI-MEKSIKO TINGKATKAN KERJASAMA

RI-MEKSIKO TINGKATKAN KERJASAMA

 

 

Kota Meksiko, Pelita

Indonesia dan Republik Meksiko Serikat sama-sama berkeinginan meningkatkan kerjasama antar kedua negara. Keinginan tersebut terungkap dalam rangkaian acara kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto dan rombongan ke Meksiko, yang sedang berlangsung sejak Kamis (21/11) waktu setempat atau Kamis menjelang tengah malam WIB.

Wartawan Pelita H. Azkarmin Zaini melaporkan dari Kota Meksiko semalam, keinginan meningkatkan kerjasama itu tercermin baik di dalam pidato-pidato resmi Presiden Soeharto dan Presiden Carlos Salinas de Gortari maupun sebagai bahasan dalam pembicaraan antara kedua belah pihak.

Presiden dan Ny. Tien Soeharto beserta rombongan mendarat di bandara internasional Kota Meksiko menjelang pukul 10.00 Kamis pagi atau menjelang Kamis tengah malam WIB, dengan DC-10 Garuda yang bertolak dari Honolulu, Hawaii, Rabu malam.

Upacara penyambutan resmi oleh Presiden dan Ny. Cecilia Occeli de Salinas berlangsung petang Harinya di Istana Nasional lengkap dengan lagu kebangsaan “Hymna de la Republica dan Indonesia Raya, pidato sambutan kedua kepala negara, dan pemeriksaan barisan kehormatan.

Selesai upacara penyambutan, kedua presiden langsung memasuki ruang kerja Presiden Meksiko dan melakukan pembicaraan resmi. Pada saat bersamaan para pejabat tinggi kedua negara juga melangsungkan pembicaraan paralel. Selanjutnya para pejabat tinggi bergabung dengan kedua kepala negara, melaporkan pembicaraan mereka.

 

Pasar yang Besar

Sebegitu jauh, belum ada penjelasan mengenai hasil pembicaraan kedua kepala negara. “Saya belum dibertahu oleh Bapak Presiden mengenai pembicaraan tersebut, oleh karena itu saya belum bisa memberi keterangan,” ujar Mensesneg Moerdiono yang ditemui para wartawan Indonesia di kamarnya di Hotel Camino Real, Kamis tengah malam.

Namun, sepanjang yang menyangkut pembicaraan antar pejabat tinggi, keterangan diberikan oleh Menko Ekuin dan Wasbang Radius Prawiro dan Menlu Ali Alatas, yang saat itu juga berada di kamar Mensesneg.

Menko Radius Prawiro mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut pertama­tama pihak Meksiko menjelaskan panjang lebar perihal kebijakan-kebijakan ekonomi yang sedang ditempuh Meksiko dalam tahun-tahun belakangan ini, dalam upaya membuat sistem ekonomi yang terbuka. Mereka melaksanakan deregulasi di bidang ekonomi dan swastanisasi perusahaan-perusahaan milik negara.

Diungkapkan, Meksiko mulai melonggarkan pengendalian devisa yang tadinya begitu ketat. Untuk menekan inflasi, pemerintah Meksiko juga melaksanakan kebijakan moneter yang ketat. Upaya tersebut mulai berhasil, dengan bisa di tekannya tingkat inflasi negara tersebut dari 29 persen tahun lalu menjadi 19 persen perkiraan tahun ini.

Meksiko juga sedang berusaha meningkatkan ekspomya, yang pada tahun ini sudah berhasil mencapai 30 milyar dolar AS, dan ini merupakan sepuluh persen dari produk nasional kotor negara tersebut.

Selain itu, Meksiko sekarang sedang mengolah peljanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikat dan Kanada, dan mereka akan mempertahankan sistem perdagangan bebas dengan berpegang pada ketentuan GATT.

Yang mereka cari sekarang, demiklan Radius, adalah mitra dagang yang cukup tangguh di luar AS dan Kanada untuk memperoleh bahan-bahan yang dapat dipergunakan sebagai bahan untuk ekspor. Dalam hal ini mereka antara lain menjajaki kemungkinan mengimpor tekstil dari Indonesia, mengolahnya di Meksiko, untuk kemudian di ekspor ke AS.

 

Penting Bagi Kita Melihat

“Perkembangan Meksiko tersebut dari dekat dan mencari sejauh mana Indonesia bisa meningkatkan hubungan dagang dan kerjasama ekonomi dengan Meksiko,untuk mampu meraih pasar yang besar eli kawasan tersebut,”ujar Radius.

Dijelaskan, kawasan tersebut (AS, Kanada, Meksiko) mempunyai CNP enam trilyun dollar AS. Sangat besar apabila dibanding, misalnya. dengan Jepang (2.8 trilyun dolar AS) maupun Masyarakat Eropa (sekitar 4.2 trilyun AS). Maka kawasan tersebut merupakan pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk sekitar 360 juta Jiwa.

Karena itu, Meksiko sangat mengharapkan meningkatkan hubungan dagang dengan Indonesia. Nilai perdagangan kedua negara sekarang ini, impor dan ekspor sekaligus baru sekitar 105 juta dolar AS. (SA)

 

Sumber : PELITA (23/11/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 212-214.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.