Hasil Pertemuan Presiden Dengan Dubes Australia:
SALAH PAHAM MENGENAI INDONESIA TELAH DIJERNIHKAN [1]
Jakarta, Berita Buana
Presiden Soeharto menghargai usaha yang cepat pemerintah Australia untuk menjernihkan masalah yang timbul akibat pemberitaan pers yang tidak benar. Hal itu diterangkan oleh Menteri Sekneg Sudharmono SH kepada pers hari Sabtu yl.
Sudharmono menambahkan, kejadian itu merupakan pengalaman bagaimana suatu hal yang disebabkan kecerobohan bisa menimbulkan suasana yang kurang menguntungkan. Akibat pemberitaan itu menimbulkan suasana yang tidak enak.
Hari Sabtu pagi yl. PM Australia Malcolm Fraser lewat Dubes Australia di Jakarta, Richard Woolcott, telah menyampaikan surat penjelasan sekitar pembicaraan antara Fraser – PM RRC Hua di Peking baru-baru ini (yang antara lain menyebut-nyebut pemerintahan Indonesia) kepada Presiden Soeharto di kediamannya di Jalan Cendana.
Selesai pertemuan antara Dubes Woolcot dan Presiden Soeharto yang berlangsung kurang lebih 1 jam, atas pertanyaan pers Woolcott menyatakan, dia percaya sebab paham yang ditimbulkan oleh berita2 pers mengenai bidangnya dalam pertemuan Fraser – Hua sekarang telah dijernihkan.
Woolcott mengatakan bahwa ketika bertemu dengan Presiden Soeharto ia tidak menyerahkan transkrip pertemuan Fraser – Hua di Peking baru-baru ini tersebut, namun memberikan penjelasan selengkapnya mengenai pembicaraan Fraser – Hua yang menyangkut Indonesia.
Ketika ditanya apakah Presiden Soeharto puas dengan keterangan anda itu, tanya pers kepada Woolcott, ” Saya kira begitu”, ujarnya.
Tidak Negatip
Sudharmono yang tidak hadir dalam pertemuan antara Presiden dan Dubes Woolcot, setelah menerima penjelasan dari presiden menyatakan bahwa pembicaraan Fraser – Hua di Peking yang menyangkut Indonesia itu, “tidak negatip”. Tidak ada latihan “in effective” dalam kata2 Fraser, tambahnya.
”Yang bikin susah, kankata-kata itu”, kata Sudharmono sambil tersenyum.
Atas pertanyaan pers, Sudharmono menyatakan bahwa masalah itu kini sudah jelas. Yang perlu adalah membina persahabatan antara tetangga.
Menurut Woolcott, Presiden Soehartojuga menekankan pentingnya hubungan Indonesia – Australia dan hendaknya ditingkatkan terus.
Atas pertanyaan pers, Woolcot membenarkan bahwa PM Fraser akan berkunjung ke Indonesia, namun belum dapat dipastikan kapan, tetapi tahun ini, kata Woolcott.
Sumber: BERITA BUANA (08/07/1976)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 68-69.