SETELAH RIAM KANAN AKAN MENYUSUL ASAHAN

SETELAH RIAM KANAN AKAN MENYUSUL ASAHAN [1]

 

Jakarta, Sinar Harapan

Dengan peresmian proyek serba guna Riam Kanan oleh Presiden Soeharto maka bertambahlah pusat-pusat penggerak pembangunan di salah satu daerah diluar Jawa. Dengan itu diharapkan bahwa Kalimantan Selatan akan dapat lebih memajukan kehidupan penduduknya tetapi sekaligus juga agar daerah tersebut mempunyai daya tarik yang lebih besar bagi orang-orang dari daerah-daerah lain yang lebih padat penduduknya.

Yang hendak kita katakan ialah bahwa proyek-proyek seperti Riam Kanan tidak hanya penting bagi daerah yang bersangkutan. Proyek itu juga harus dilihat daIam rangka usaha nasional kita untuk lebih meratakan kemajuan pembangunan ke seluruh tanah air kita, hal mana akan mengakibatkan bahwa penduduk juga akan bertambah tersebar.

Transmigrasi dapat dilihat sebagai kegiatan mendorong penduduk untuk pindah dari daerah-daerah padat ke daerah-daerah dimana kepadatan penduduk masih jarang, sedangkan mendirikan pusat-pusat penggerak pembangunan seperti proyek Riam Kanan di Iuar Jawa berarti menarik penduduk untuk datang kesana.

Menarik penduduk dengan mendirikan pusat-pusat penggerak pembangunan didaerah-daerah Iuar Jawa menurut pandangan kita merupakan usaha yang Iebih efektif dalam usaha penyebaran penduduk kita.

Dalam rangka ini kita teringat kepada proyek Asahan di Sumatera Utara yang juga diharapkan pada suatu ketika akan menjadi pusat penggerak kemajuan di daerah tersebut, sehingga daerah itu akan memiliki daya tarik yang lebih besar lagi bagi pendatang-pendatang baru.

Menurut berita yang disiarkan oleh salah satu kantor berita asing maka suatu konsortium yang terdiri dari 5 perusahaan-perusahaan Jepang yaitu Sumitomo Chemical, Nippon Light Metal, Shown Denko, Mitsubishi Chemical, Mitsui Aluminium dan dua perusahaan Amerika yaitu Alcoa dan Kalser telah bersedia untuk membangun proyek pembangkit tenaga listrik Asahan dengan pabrik aluminium dengan modal 400 juta dollar AS.

Menurut berita tersebut Indonesia akan memperoleh 5 dari keuntungan, sedangkan masalah pajak masih dalam perundingan. Baiklah kita menunggu perkembangan lebih lanjut dalam proyek Asahan ini. (DTS)

Sumber: SINAR HARAPAN (02/05/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 193-194.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.