Setuju Reformasi Damai

Yogyakarta, 25 Mei 1998

Kepada

Yth. Bapak Muhammad Soeharto

di Tempat

SETUJU REFORMASI DAMAI [1]

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Semoga Allah Swt senantiasa menganugerahkan kekuatan lahir dan batin serta kesabaran dan kebesaran jiwa kepada Bapak Soeharto beserta keluarga.

Sungkem bhakti dan hormat ananda kepada Bapak. Surat ini merupakan surat kedua ananda. Ananda berhasrat untuk menumpahkan perasaan kepada Bapak Soeharto yang selama ini ananda rasakan seperti Bapak atau orangtua ananda sendiri. Kepemimpinan Bapak yang kebapakan dan menyejukkan dengan kekhasan yang tak bisa nanda lupakan adalah senyum tulus dan ramah (ma’af) yang selalu menghias wajah Bapak.

Betapa kagetnya ananda saat Bapak menyatakan “berhenti menjadi Presiden”. Nanda tak bisa menahan tangis haru. Sejuta perasaan tersimpan di hati nanda. Teman-teman nanda yang menonton TV mencoba menahan air mata, walau akhirnya tak terbendung juga.

Bapak ananda masih mencintai dan menghormati Bapak, begitu juga teman-teman sepondokan walau terakhir-terakhir ini tidak sedikit suara-suara sumbang. Sebagai anak bangsa anandapun ikut prihatin dengan kondisi sekarang ini. Kenapa bangsa tercinta Indonesia ini telah saling tidak percaya dan saling menjatuhkan satu sama lain. Generasi -generasi penerus dengan semangat yang menyala mengobarkan semangat Reformasi, namun kadang lupa apa sebenarnya makna hakiki Reformasi. Tidak sedikit yang hanya demi aksi dan popularitas diri. Kita semua sepakat adanya Reformasi Damai.

Dengan berakhirnya kepemimpinan Bapak, ananda menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Semoga Allah SWT menjadikan amal yang shalih dan bermanfaat serta mendapatkan ampunan atas segala kekurangan dan kesalahan selama memegang amanah menjadi Presiden. Amin.

Semoga ketenteraman dan kedamaian senantiasa Allah Swt curahkan kepada Bapak Soeharto beserta keluarga, termasuk juga ananda dan orangtua nanda. Amin.

Mohon maaf manakala ungkapan hati ananda kurang berkenan di hati Bapak.

Semoga bisa menjadi obat dan penawar hati. (DTS)

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat ananda

Umi Sa’adah

(Anak Bangsa)

Yogyakarta

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 658-659. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.