SITUASI BAGAIMANAPUN PEMBANGUNAN HARUS MENINGKAT
PRESIDEN :
Semua metode dan teknik pendekatan perlu dicoba dalam menggalakkan pembangunan di daerah, terutama menghadapi situasi ekonomi keuangan sekarang, sehingga dalam keadaan bagaimanapun pembangunan tetap meningkat.
Petunjuk itu diberikan Presiden Soeharto di Bina Graha Sabtu siang tatkala menerima Gubernur Sulawesi Tenggara Alala yang datang melapor mengenai perkembangan pembangunan di daerahnya.
“Jangan sampai suatu studi kelayakan membuat kita tidak layak membangun, sebab dalam keadaan bagaimanapun kita harus tetap layak membangun. Ini adalah tantangan bagi daerah-daerah baru,” kata Alala mengutip Presiden.
Gubernur Alala kepada wartawan mengakui bahwa dia banyak belajar dari rakyat dalam melakukan pembangunan dan tidak hanya terpaku pada standar yang ada guna melakukan terobosan-terobosan.
Sebagai contoh disebutkannya bahwa ada suatu desa terpencil di Kolaka Utara yang mempunyai penghasilan per kapita 2,700 dollar per tahun, karena penduduknya menanam coklat.
“Kalau kita baca studi kelayakan mestinya kan tidak layak, karena daerahnya terkurung. Ternyata pendapatannya tinggi,” ujarnya.
Menurut Alala, dari keadaan macam itu dia belajar dan kemudian membagi bibit-bibit coklat ke seluruh desa dengan hanya memberikan bijinya saja. Sesudah itu baru jalan-jalannya mulai dibangun.
Dikatakan bahwa pembangunan di Sulawesi Tenggara berjalan baik, karena masyarakat mempunyai gairah yang tinggi, sementara pemerintah memberikan dukungannya. Menurut dia, berbagai produksi pertanian dalam arti luas sedang digalakkan, begitu pun dengan perikanan, perkebunan maupun tanaman pangan.
Gubernur mengakui, produksi kapas agak menurun, karena bibitnya sudah lama tidak diperbaharui. Tapi, harga dasar kapas ini sudah dinaikkan menjadi Rp 400 per Kg.
Tanaman yang produksinya meningkat, menurut Alala adalah kedelai, karena di samping sederhana cara menanamnya juga penghasilannya tinggi.
Tanaman kedelai ini ditargetkan seluas 100.000 hektar selama Repelita IV ini, namun kini baru tercapai 20.000 Ha. Kalau target ini tercapai, maka kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi sekitar 30 hingga 40 persen.
Pelabuhan Samudera
Pada bagian lain dari keterangannya, Alala mengungkapkan bahwa di Teluk Kendari akan dibangun pelabuhan samudera perikanan untuk wilayah Indonesia bagian Timur.
Gubernur tidak menyebutkan biaya pembangunannya secara terperinci, namun mengancer-ancerkan puluhan milyar rupiah. Studi kelayakannya sudah selesai, sehingga dalam tahun ini juga pembangunan segera bisa dilaksanakan, dan akan selesai kira-kira 3 hingga 5 tahun mendatang.
Berbagai fasilitas akan ikut melengkapinya, seperti pabrik makanan ikan, cold storage, pabrik es, pengalengan ikan yang dapat pula dikembangkan ke berbagai macam kegiatan.
Kata gubernur, impor ikan dari Sulawesi Tenggara senantiasa meningkat setiap tahunnya meliputi ikan tuna, cakalang, udang, cumi-cumi, serta hasil laut lainnya. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (18/03/1985)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 133-134.