SOEHARTO : INDONESIA MERASA CEMAS AS MAU MENJUAL SENJATA KE RRT

SOEHARTO : INDONESIA MERASA CEMAS AS MAU MENJUAL SENJATA KE RRT

Ekspansi RRT ke Asia Tenggara Dapat Meluas

Presiden Soeharto menyatakan kecemasan Indonesia terhadap keputusan Amerika Serikat yang belakangan ini mau menjual senjata kepada RRT, karena dapat meluaskan ekspansi RRT di Asia Tenggara.

Sebaliknya, Presiden Ronald Reagan, hari Rabu, menegaskan bahwa normalisasi hubungan AS-RRT tidak akan memperlemah janji AS kepada negara-negara ASEAN.

"Hubungan AS – RRT tidak akan mengganggu hubungan AS – ASEAN. Dukungan bagi ASEAN jalan terus dan merupakan kunci penting kebijaksanaan AS di Asia Tenggara," kata salah seorang pejabat teras AS yang mendampingi pembicaraan kedua pimpinan negara itu.

Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi anggota ASEAN, di samping Malaysia, Singapura, Thailand dan Pilipina.

Presiden Soeharto juga menyatakan kecemasannya sehubungan dengan meningkatnya kekuatan militer Jepang.

"AS paham akan kecemasan Indonesia, tapi negara anggota ASEAN lainnya rupanya memandang meningkatnya kekuatan militer Jepang itu bukannya suatu ancaman," kata pejabat itu lebih lanjut.

Presiden Soeharto juga menyatakan kebutuhan Indonesia akan bantuan ekonomi AS, tidak mengandalkan penghasilan dari minyak saja, kata pejabat itu, tapi tidak mau mengatakan tentang bantuan AS yang baru kepada indonesia.

Presiden Soeharto minta diizinkannya produk Indonesia memasuki pasaran Amerika dan menjelaskan Indonesia menghadapi banyak masalah dengan adanya perdagangan timah AS di pasaran dunia.

Presiden Reagan juga menyatakan simpatinya atas keprihatinan Presiden Soeharto sehubungan dengan meningkatnya kekuatan militer Uni Sovyet, yang mendukung pemerintahan komunis Vietnam.

Dalam kunjungan yang ketiga kalinya ini sejak Presiden Soeharto memegang kekuasaan dalam tahun 1966, Presiden Reagan memandang Presiden Soeharto sebagai "seorang negarawan senior di Asia" di mana negeri yang dipimpinnya merupakan suatu "kekuatan penting bagi kelangsungan perdamaian, stabilitas dan kemajuan dunia”.

Presiden Reagan mengatakan AS dan Indonesia merupakan "tonggak bagi perdamaian dunia, meskipun masih ada masalah Kamboja dan Timur Tengah, yang memerlukan penyelesaiannya.

“Kami hargai hubungan bilateral kita dan berharap akan meluasnya serta makin eratnya hubungan itu."

Presiden Reagan mendukung usaha negara-negara ASEAN yang menghendaki penarikan mundur seluruh pasukan Vietnam di bumi Kamboja, dan seorang pejabat senior AS mengatakan rakyat Kamboja mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri.

Presiden Soeharto menyatakan bahwa dunia telah berkembang cepat sejak kunjungannya di Amerika tujuh tahun lalu.

Ditambahkan pula oleh Presiden Soeharto bahwa Indonesia dan AS bertanggung jawab bersama atas perdamaian di dunia.

"Meskipun berbeda bobot, karena berbeda kemampuan, kita mempunyai kewajiban dan tanggung jawab atas kelangsungan stabilitas dan perdamaian dunia," kata Presiden Soeharto.

"Dalam pembicaraan pribadi, Presiden Reagan mempertimbangkan permintaan Indonesia akan pesawat dan kapal perang untuk melindungi Indonesia terhadap infiltrasi kapal asing," kata pejabat senior AS itu.

Seusai pembicaraan dengan Presiden Reagan, Presiden Soeharto akan mengadakan pembicaraan dengan Menlu AS George Shultz dan Wapres George Bush. (RA)

Washington, Merdeka

Sumber : MERDEKA (14/10/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 879-881.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.