SOEHARTO MERESMIKAN PERPUSTAKAAN NASIONAL, IMBAU KOLEKTOR BUKU, BERWASIAT SUMBANGKAN KOLEKSINYA

SOEHARTO MERESMIKAN PERPUSTAKAAN NASIONAL, IMBAU KOLEKTOR BUKU, BERWASIAT SUMBANGKAN KOLEKSINYA

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto hari Sabtu meresmikan Perpustakaan Nasional di Jakarta, dengan mengimbau mereka yang memiliki perpustakaan pribadi untuk kelak berwasiat menyumbangkan koleksi bukunya kepada perpustakaan-perpustakaan di tanah air agar tidak mubazir.

“Sebab tidak sedikit buku yang sangat berharga, akhirnya mubazir karena tidak digunakan lagi sepeninggal pemiliknya. Padahal, kalau saja buku tersebut diserahkan kepada perpustakaan, maka buku itu akan memberi manfaat yang tidak kecil dalam upaya meningkatkan kecerdasan bangsa,” kata Kepala Negara dalam sambutannya pada upacara peresmian itu.

“Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengetuk hati para penerbit untuk menyumbangkan buku terbitannya kepada perpustakaan-perpustakaan di Tanah Air kita,” tambahnya.

Perpustakaan Nasional yang megah dan terletak di Jalan Salemba Raya No. 28 A itu dibangun oleh Yayasan Harapan Kita, untuk selanjutnya disumbangkan kepada negara.

Presiden menilai, sumbangan yang besar artinya bagi kemajuan Bangsa Indonesia tersebut sebagai tindakan terpuji yang perlu diteladani oleh para hartawan.

“Saya yakin, kalau para hartawan tergerak hatinya untuk mengikuti usaha mulia Yayasan Harapan Kita ini, banyak gedung perpustakaan yang dapat kita bangun,” tuturnya seraya menjelaskan bahwa apa yang sudah dilakukan dalam penyediaan perpustakaan selama ini masih belum memadai karena terbatasnya kemampuan.

Menurut Presiden Soeharto, kehadiran perpu stakaan adalah suatu keharusan jika bangsa Indonesia ingin maju.

Dalam kaitan itu, ia mengingatkan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana untuk mencapai salah satu tujuan nasional yang diamanatkan Pembukaan Undang-Undang Dasar, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Memang, perpustakaan mempunyai peranan penting bagi setiap bangsa yang ingin maju. Lebih-lebih bagi bangsa kita yang menegaskan hakekat pembangunan nasionalnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,” katanya.

Kepala Negara juga mengaitkan pentingnya peranan perpustakaan dengan perlunya bagi Bangsa Indonesia kini untuk mengembangkan semangat cinta buku dan gemar membaca, lebih-lebih di kalangan generasi baru.

Dikatakannya, dewasa ini umat manusia hidup dalam era informasi, dan dari sekarang sudah terlihat tanda-tanda sangat jelas bahwa masa depan adalah masa yang dipengaruhi oleh ilmu dan teknologi.

Presiden berpendapat bahwa masa depan itu sendiri tidak terlalu jauh dari sekarang. “Kalau dari sekarang kita tidak membekali anak-anak kita dengan ilmu pengetahuan, mereka kelak akan tertinggal jauh dari kemajuan. Dan, sarana penting untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah buku,” tegasnya.

Upacara peresmian dan penyerahan gedung Perpustakaan Nasional itu dilakukan bertepatan dengan ulang tahun lahirnya Surat Perintah 11 Maret, yang menjadi awal lahirnya Orde Baru, Orde Pembangunan.

 

 

Sumber : ANTARA(11/03/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 597-599.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.