SUDHARMONO TENTANG PENGAJUAN CALON WAPRES
Ketua Umum DPP Golkar Sudharmono SH menegaskan, belum diajukannya nama calon Wakil Presiden pada saat sekarang tidak mengganggu stabilitas nasional, sebab Indonesia menganut sistem Presiden Mandataris MPR.
Penegasan itu diberikan Ketua Umum DPP Golkar dalam konperensi pers di Jakarta, Selasa, menjawab pertanyaan apakah belum dilontarkannya nama calon Wapres dewasa ini bukannya tidak menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat dan hal itu bisa berakibat mengganggu stabilitas nasional.
Sudharmono mengakui, masalah Wapres memang dibicarakan dalam rapat pimpina Golkar yang berlangsung di Jakarta 17-20 Oktober.
“Akan tetapi sikap Golkar sudah jelas, kita bertekad bulat hanya menyebut nama calon Presiden saja, yakni Presiden Soeharto.sedangkan calon Wapres kita tunggu konsultasi dengan Presiden terpilih nanti,’.
Pucuk pimpinan Golkar mengatakan, Rapim-III Golkar yang diikuti 612 orang termasuk para Ketua DPD I Ketua DPD II se-lndonesia bukan bersifat hura-hura, tapi untuk meningkatkan konsolidasi organisasi termasuk konsolidasi kader dan anggota Golkar yang banyak jumlahnya.
Salah satu hal penting dalam konsolidasi, adalah peningkatan bobot kader, meningkatkan mekanisme organisasi agar lebih demokratis, dengan mengajak lapisan terbawah sampai atas berpartipasi menyalurkan aspirasinya.
Untuk itu, mulai tahun depan [1988] Golkar akan membuat keputusan-keputusan tingkat pusatnya berdasarkan abstraksi keputusan-keputusan dari bawah, yakni hasil Musda [musyawarah daerah] tingkat I dan II.
Ditanya hubungan ABRI dengan Golkar, Sudharmono mengatakan, jika selama ini antara ABRI dan Golkar berjalan seiring sejalan, itu tidak berarti Golkar tidak mandiri. Karena ABRI sebagai kekuatan sospol sama dengan Golkar, yakni bertekad memperjuangkan konsep politik demokrasi Pancasila.
Ketua DPP Golkar juga menyatakan keprihatinannya atas terjadinya musibah kecelakaan kereta api di Jakarta Selatan yang menyebabkan lebih dari 150 penumpangnya tewas. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (20/10/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 269-270.