SUDOMO: TERLALU PAGI UNTUK MENGUSULKAN CALON PRESIDEN SEKARANG
Jakarta, Antara
Menko Polkam Sudomo menyatakan bahwa masyarakat boleh saja menyatakan permohonan agar Jenderal (purn) Soeharto bersedia dipilih lagi untuk menjadi Presiden RI 1993-1997, namun untuk saat ini, usul semacam itu terlalu pagi, bahkan mengundang penilaian negatif dari masyarakat terhadap pengusulnya.
”Bisa saja orang menilai pengusul itu berani melontarkan usulnya demi kepentingan pribadi. Mengapa tidak?” kata Menko Polkam menjawab pertanyaan ANTARA di tengah berlangsungnya seminar sehari tentang “Perubahan di Dunia Komunis, Mencari Model-model Baru” di Jakarta Rabu yang diselenggarakan Internasional Forum Indonesia (IFI).
Dikatakannya, permohonan semacam itu atau apa pun namanya, termasuk istilah kebulatan tekad, kurang relevan kalau dilontarkan saat ini karena terlalu cepat dan mendahului SIUM MPR.
Pemilu saja, katanya, baru akan dilaksanakan tahun 1992 dan Sidang Umum MPR dilaksanakan pada 1993, pada saat mana rakyat boleh mengusulkan calon Presiden secara tepat waktu.
“Memang tidak ada yang melarang orang mengusulkan calon Presiden sekarang, tapi apakah tidak terlalu cepat?” demikian Sudomo.
Pertanyaan itu dilontarkan sehubungan dengan adanya permohonan dari seorang anggota DPR agar Kepala Negara sekarang, Jenderal (purn) Soeharto, bersedia dipilih kembali pada tahun 1993 nanti, dua hari setelah Presiden Soeharto menyatakan akan “gebuk” siapapun yang tidak konstitusional dalam hal penggantian kepemimpinan nasional.
Ultah Sudomo
Pada kesempatan itu, sebelum memberikan ceramah, Menko Polkam didaulat panitia untuk memotong tumpeng yang sengaja dibuat untuk merayakan HUTnya yang ke-63. Potongan tumpeng itu kemudian diberikan kepada Jenderal (purn ) Sumitro bukan kepada istrinya, karena ia seorang duda.
“Saya serahkan ini kepada salah satu klab mantan Pangkopkamtib. Ada lima orang di klab itu, Soeharto, Panggabean, Sumitro, Sudomo dan Benny Moerdani,” katanya.
Di tengah gelak tawa hadirin, Sudomo mengatakan, usia saya sebenamya 23 tahun kalau dari mata ke bawah dan 63 tahun dari mata ke atas.
Sumitro dengan kelakarnya yang segar mengharapkan agar “Pak Domo selalu sehat, mendapat rejeki terus, dan lekas punya kawan hidup.” Hadirin pun tertawa.
Sumber : ANTARA (20/09/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 330-331.