Tajuk Rencana MENGATASI KELEMAHAN, MEMPERKUAT PERSATUAN

Tajuk Rencana

MENGATASI KELEMAHAN, MEMPERKUAT PERSATUAN[1]

Jakarta, Suara Karya

DALAM pidato menyongsong tahun baru 1993, Presiden Soeharto mengajak seluruh bangsa untuk memperkuat persatuan dan kesatuan, meningkatkan efisiensi di semua kegiatan sambil meningkatkan disiplin diriuntukmenghadapi berbagai tantangan di tahun 1993. Diingatkan oleh Kepala Negara, usaha memperkuat persatuan dan kesatuan serta meningkatkan efisiensi itu harus dilakukan semua pihak mulai dari kalangan pemerintahan, dunia usaha hingga masyarakat pada umumnya.

“Dalam kesempatan itu, saya ingin mengulangi yang pernah saya katakan bahwa tidak ada satu golongan pun betapa besar dan kuatnya, yang akan berhasil secara sendiri saja menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang masa depan, ” kata Presiden. Ditegaskan pula bahwa salah satu tantangan terbesar di masa mendatang adalah mengatasi kerniskinan dan terus menyebarkan pemerataan.

PARA pengamat di pelbagai bidang politik, ekonomi, keamanan tampaknya mempunyai pendapat yang berbeda -beda mengenai prospek tahun 1993.Ada yang cukup optimis, ada yang masih pesimis, ada pula yang memperkirakan tahun 1993 relatif akan sama dengan tahun 1992. Pendapat yang berbeda beda itu dilandasi oleh argumentasi masing masing sesuai dengan sudut pandang pengamat bersangkutan. Dengan itu berarti tahun 1993 masih membersitkan ketidakpastian sebagai kelanjutan ketidakpastian yang mewarnai tahun 1992. Masih berkelanjutannya ketidakpastian bisa dimengerti karena tahun 1993 mewarisi pelbagai problem yang belum juga terpecahkan sampai tuntas dalam tahun 1992.

Di pentas internasional, misalnya, cukup banyak masalah politik dan keamanan yang masih belum terpecahkan. Antara lain di wilayah bekas Yugoslavia, di Timur Tengah, di Somalia, di Kamboja. Begitu pula di sektor perekonomian, tahun 1992 boleh dikatakan tidak begitu banyak membawa perubahan ke arah kemajuan. Antara lain perundingan GATT kecenderungan proteksionisme yang belum juga mereda padahal semua pihak meneriakkan perlunya pengembangan perdagangan bebas.

DENGAN warisan ketidakpastian yang ditinggalkan oleh tahun 1992 itu, sangat bisa dimengerti jika Kepala Negara dalam pidato menyambut tahun baru mengajak bangsa Indonesia untuk memperkuat persatuan dan kesatuan serta meningkatkan efisiensi untuk menghadapi berbagai tantangan dalam tahun 1993. Sebab, sebagai bagian dari masyarakat internasional, pelbagai ketidakpastian yang mewarnai pentas dunia itu, mau tidak mau dan sedikit atau banyak, akan bergema ke atas pentas nasional kita. Gema itu dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif

Dalam konteks itulah ajakan Kepala Negara merupakan kunci. Dengan itu diharapkan kita akan dapat rnernperkuat ketahanan diri terhadap pengaruh negatif yang mungkin timbul serta sekaligus dengan wawasan dan pola pikir jernih dapat mengambil manfaat dari pengaruh pengaruh positif perkembangan internasional itu.

SOALNYA sekarang, apa yang seyogianya kita lakukan agar persatuan dan kesatuan dapat rnakin diperkuat. Untuk itu, barangkali diperlukan semacam stok opname atau penilaian yang sejujur jujurnya mengenai  pelbagai faktor yang mempengaruhi persatuan dan kesatuan. Dari hasil penilaian yangjujur itu akan dapat diketahui secara obyektif apa saja faktor yang dapat melemahkan persatuan dan kesatuan, dan apa pula faktor yang dapat rnernperkuatnya. Dengan mengatasi pelbagai faktor yang rnelernahkan itu, persatuan dan kesatuan akan dapat diperkuat sehingga tantangan yang kita hadapi dapat diatasi.

Sumber: SUARA KARYA(02/01/1993)

___________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 5-6.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.